Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek (saham dan obligasi) PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE, TELE01CNN2, TELE01BCN3,TELE02CN1, TELE02CN2) di seluruh pasar terhitung sejak perdagangan efek mulai tanggal 18 Februari 2020 hingga pengumuman bursa lebih lanjut.
Dalam pengumuman 17 Februari, Bursa menghentikan perdagangan efek, menyusul pengumuman dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menyebut Tiphone (TELE) menunda pembayaran bunga ke-4 (empat) dan pelunasan pokok atas obligasi berkelanjutan II Thiphone Tahap I tahun 2019
Dalam catatan KSEI, obligasi berkelanjutan II Tiphone Tahap I tahun 2019 sebesar Rp 53 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 18 Februari ini.
Obligasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk ini (TELE) ini memiliki jangka waktu selama tiga tahun dengan tingkat bunga sebesar 11,50%. Obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II Tiphone dengan target dana raihan sebesar Rp 2 triliun.
Merujuk catatan kontan.co.id. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat BBB+ ke TELE atas obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2019.
Berdasarkan data BEI, sampai kuartal III 2019, saldo kas perusahaan ini mencapai Rp 1,1 triliun. Sementara, kewajiban atau liability TELE sebesar Rp 4,94 triliun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba neto tahun berjalan TELE yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 382 miliar. Laba ini turun 11,36% dari periode sama tahun lalu dengan perolehan laba neto Rp 431 miliar.
Adapun pendapatan neto TELE juga turun 12,23% menjadi Rp 19,94 triliun dibanding periode kuartal III-2018 yang memperoleh Rp 22,72 triliun. Laba usaha TELE terkoreksi 11,57% pada kuarta III-2019 menjadi Rp 779 miliar dibandingkan perolehan periode sama tahun sebelumnya yang mendapatkan Rp 881 miliar.
Tiphone Mobile Indonesia membukukan laba sebelum pajak pada kuartal III-2019 sebesar Rp 514 miliar, tergerus dari kuartal III-2018 yang memperoleh Rp 581 miliar. Secara total aset TELE membukukan Rp 9,22 triliun di 30 September 2019, meningkat 10,55% dari periode 31 Desember 2018 yang membukukan Rp 8,34 triliun.
Adapun, pemegang saham TELE PT Upaya Cipta Sejahtera sebesar 37,32%, PT PINS Indonesia (PINS) 24,0%, PT Esa Utama Inti Persada (13,68%), dan lainnya termasuk publik sebesar 25,0%. Oh iya, PINS adalah anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan kepemilikan saham 100%.
Dalam perdagangan bursa, Senin (17/2), TELE ditutup dengan harga Rp 197, anjlok 2,48%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News