Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara tengah berada dalam tren positif setelah mencatatkan kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, sejak 8 September, harga batubara selalu berada di atas US$ 50 per metrik ton.
Mengutip Bloomberg, Jumat (18/9) pukul 18.00 WIB, harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2020 menguat 1,33% ke US$ 57,25 per metrik ton. Bahkan dalam sepekan, harga si hitam sudah meroket 5,72%.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, kenaikan harga batubara sejalan dengan tren harga komoditas yang masih mengalami menguat, termasuk sektor energi. Selain itu, optimisme pemulihan ekonomi juga masih jadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan harga batubara.
“Harga batubara trennya masih cukup baik walau sebenarnya masih cukup fluktuatif seiring pandemi virus corona juga masih membayangi. Kenaikan harga batubara lebih diakibatkan ada sentimen permintaan yang berpotensi meningkat,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (18/9).
Baca Juga: Proyeksi Goldman Sachs buat harga minyak mentah mendidih
Dia menambahkan, setelah kejatuhan harga batubara pada periode 2016 silam, rebound dan kenaikan harga batubara merupakan hal yang wajar. Sementara untuk saat ini, selama belum ada langkah nyata mengenai aktivitas pemulihan ekonomi selepas pandemi, permintaan akan batubara cenderung sulit stabil.
China disebut Wahyu sebagai negara yang cukup menjaga harga batubara dalam beberapa waktu terakhir. Namun, China yang juga cenderung fokus untuk menggunakan batubara produksi dalam negeri juga membatasi permintaan batubara secara umum. Hanya saja, belakangan harga batubara dalam negeri China sedang mengalami kenaikan.
“Jadi posisinya pembeli dari China tengah standby untuk mengamankan pasokan batubara yang ada di luar China. Menjelang kuartal IV-2020, permintaan batubara dari Eropa juga meningkat sementara cadangan Amerika Serikat juga sudah mulai menipis,” tambah Wahyu.
Perpaduan ini lah yang dinilai Wahyu berpotensi untuk meningkatkan harga batubara ke depan. Belum lagi negara-negara seperti Pakistan, Banglades, dan India masih akan melanjutkan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang bisa meningkatkan permintaan ke depan.
Wahyu pun memperkirakan hingga akhir tahun nanti, harga batubara masih akan mengalami volatilitas dan bergerak di kisaran US$ 50 - US$ 60 per metrik ton.
Selanjutnya: China kembali buka keran ekspor, harga batubara mulai terangkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News