kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Fundamental Indonesia membaik, credit default swap (CDS) sentuh level terendah di 67


Minggu, 20 Desember 2020 / 17:16 WIB
Fundamental Indonesia membaik, credit default swap (CDS) sentuh level terendah di 67
ILUSTRASI. Fundamental Indonesia membaik, credit default swap (CDS) sentuh level terendah di 67.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Persepsi risiko investasi Indonesia berangsur membaik. Hal ini tercermin dari level credit default swap (CDS), Kamis (17/12),  yang menyentuh level terendah di 67,23 sejak awal tahun ini. Sebelumnya, di Maret CDS sempat melonjak ke level tertinggi di 292,25.

Ahmad Mikail Zaini Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan penurunan CDS tersokong faktor eksternal seperti rencana Amerika Serikat (AS) memberikan stimulus. Kabar terbaru, kongres AS mengatakan hampir mencapai kesepakatan untuk menggelontorkan stimulus dalam rangka pemulihan ekonomi senilai US$ 900 miliar.

Pengesahan stimulus AS akan memberi dampak positif bagi fundamental Indonesia yang akhirnya membawa level CDS menurun. Mikail menjelaskan stimulus AS akan menambah suplai dolar AS. Dampaknya, rupiah berpotensi menguat dan capital inflow akan terjadi.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan turunnya level CDS memicu kepercayaan diri investor untuk masuk ke pasar obligasi meningkat. Permintaan yang meningkat akan membuat yield Surat Utang Negara (SUN) menurun dan harga SUN naik.

Baca Juga: Investor Ritel Kini Berkuasa Menyetir Arah IHSG, Tekanan Jual Asing Berhasil Diredam

Saat level CDS sentuh level terendah, kompak yield SUN acuan tenor 10 tahun juga sentuh level terendahnya di 5,93%.

Selain itu, neraca dagang yang masih surplus US$ 2,61 miliar di November juga mendukung level CDS menurun. Mikail memproyeksikan surplus neraca dagang masih akan terjadi di awal tahun depan, meski angkanya  mengecil.

"Paling tidak neraca perdagangan kita masih surplus jadi fundamental kuat," kata Mikail.

Sementara Ramdhan mengamati level CDS menurun karena juga didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif di tahun depan. Tidak ketinggalan nilai tukar rupiah yang cenderung menguat dan stabil juga menunjang penurunan CDS.

Peraturan pemerintah mengenai pembebasan pajak penghasilan (PPh) atas dividen yang berlaku di awal 2021 juga Mikail nilai bisa memberi sentimen positif untuk mendukung penurunan risiko investasi di Indonesia.

Pemerintah mengatur wajib pajak bisa dibebaskan dari PPh jika mereka menginvestasikan 30% atas dividen yang diperolehnya pada instrumen investasi yang beredar di Indonesia, termasuk surat utang. Mikail mengatakan arus modal asing berpotensi akan terus ada di dalam negeri dan ini berdampak positif pada fundamental Indonesia.

Hingga tahun depan Mikail memproyeksikan level CDS berpotensi turun kembali paling tidak hingga Maret 2021. Setelah Maret, Mikail memproyeksikan impor akan kembali naik, rupiah berpotensi melemah dan level CDS berpotensi naik kembali.

Kompak, Ramdhan juga memproyeksikan CDS berpotensi bergerak lebih rendah lagi. Apalagi, kini terlihat permintaan di pasar SUN sedang tinggi. Sementara, di awal tahun diproyeksikan akan semakin ramai lagi peminatnya.

Selanjutnya: Investor khawatir bakal terjadi default di empat perusahaan BUMN China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×