Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah gencar merilis surat utang baru meski masih di awal tahun. Sebelumnya pemerintah menyebutkan, menargetkan penerbitan utang Rp 194,5 triliun di kuartal pertama 2018 lewat lelang, berbanding target penerbitan keseluruhan tahun Rp 864,4 triliun.
Analis melihat, aksi front loading atau penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di awal tahun disebabkan kondisi masih stabil, sebelum terpapar berbagai sentimen global dan internal yang membawa risiko.
Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga memaparkan, sepanjang tahun ini, beberapa sentimen global antara lain faktor reformasi pajak Amerika Serikat, kenaikan Fed rate sepanjang tahun 2018, rencana bank sentral Eropa (ECB) untuk mengurangi stimulus moneter, serta kenaikan suku bunga yang tengah direncanakan berbagai bank sentral di berbagai belahan bumi.
"Jadi ketika situasi di awal tahun seperti ini cukup tenang, gejolak tidak besar, maka front loading itu akan dilakukan," jelas Desmon, kepada Kontan.co.id, Jumat (12/1)
Dalam dua pekan pertama ini, pemerintah sudah melakukan dua kali lelang senilai total Rp 38,5 triliun. Rinciannya, Rp 25,5 triliun pada lelang yang diumumkan pada 5 Januari lalu, dan Rp 13 triliun pada lelang 11 Januari.
Menghadapi tantangan eskternal tersebut, Desmon melihat, terdapat potensi Bank Indonesia (BI) bakal menaikkan suku bunga pada kuartal kedua.
"BI mungkin menaikkan sesudah bulan April, karena gubernur BI akan berganti pada periode itu. Tapi untuk kuartal I akan ditahan di level sekarang," jelasnya. Saat ini, acuan bunga BI atau 7-day reverse repo rate di kisaran 4,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News