kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Baru dua pekan 2018, SBN pemerintah sudah terbit Rp 38,5 triliun


Minggu, 14 Januari 2018 / 15:08 WIB
Baru dua pekan 2018, SBN pemerintah sudah terbit Rp 38,5 triliun
ILUSTRASI. Ilustrasi Rupiah


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuk tahun 2018, pemerintah bergerak cepat menerbitkan Surat Berharga Nasional (SBN) untuk mencari sumber dana. Aksi ini kerap disebut front loading, yakni menambah porsi penerbitan surat utang pada paruh pertama tahun berjalan.

Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) per 11 Januari, total SBN yang bisa diperdagangkan sejumlah Rp 2.119 triliun. Dibandingkan akhir tahun lalu, tepatnya 29 Desember 2017, jumlah SBN yang tersedia itu sudah naik 0,95%.

Dalam dua pekan pertama ini, memang sudah ada dua lelang yang sukses menambah kas negara hingga Rp 38,5 triliun. Rinciannya, hasil lelang yang memenangkan Rp 25,5 triliun pada lelang yang diumumkan pada 5 Januari lalu, dan Rp 13 triliun pada lelang 11 Januari.

Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas menyatakan, strategi front loading ini sebenarnya sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir untuk menjahit bolong pada penerimaan pajak pemerintah yang meleset dari target.

"Front loading ini dilakukan karena kita lihat ada defisit karena penerimaan pajak belum maksimal. Jadi pemerintah mencari cara untuk memenuhi subsidi negara dan terutama belanja untuk infrastruktur," jelas Ahmad saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (12/1)

Memang, pemerintah selama tahun 2017 gagal mencapai target realisasi penerimaan pajak yang baru sampai level 89,74% dari target dalam APBN-P 2017 atau setara Rp 1.151,5 triliun. Padahal target adalah sebesar Rp 1.283,6 triliun. Dengan pencapaian tersebut, maka penerimaan pajak tahun 2017 mencatatkan shortfall sebesar Rp 132,1 triliun.

Ahmad menambahkan, strategi front loading ini memberatkan 60% target penerbitan di semester pertama dan sisa 40% di semester kedua. Adapun target penerbitan SBN tahun ini sebanyak Rp 846,4 triliun, sedangkan target penerbitan pada kuartal I 2018 ini melalui lelang senilai Rp 194,5 triliun.

Mengenai minat asing, Ahmad yakin potensi investor asing bakal makin banyak masuk ke aset surat utang Indonesia. Pasalnya, tingkat yield surat utang Indonesia sedang rendah dan menjadi kesempatan masuk sembari menunggu kupon meninggi. Namun kondisi ini tidak akan berlangsung lama bila tidak diiringi perkembangan ekonomi yang bagus.

"Adjustment dari peringkat surat utang itu bisa jadi sentimen positif untuk satu-dua bulan ini," jelas Ahmad. Maksudnya, setelah apresiasi peringkat surat utang dari lembaga Fitch, bila tidak ada perkembangan lain, maka minat investasi pada surat utang Indonesia bisa turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×