kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

FREN siapkan obligasi Rp 2,7 triliun


Senin, 26 September 2011 / 08:03 WIB
FREN siapkan obligasi Rp 2,7 triliun
ILUSTRASI. Indonesia Impact Fund (IIF) ingin himpun US$ 25 juta untuk suntik startup dengan dampak sosial dan lingkungan.


Reporter: Raka Mahesa Wardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan kembali menerbitkan obligasi konversi senilai Rp 2,7 triliun tahun depan. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari rencana perseroan ini mencari pendanaan lewat penerbitan obligasi konversi senilai total Rp 4,7 triliun.

FREN sudah mendapat persetujuan pemegang saham untuk aksi korporasi tersebut. “Perusahaan sudah menerbitkan Rp 2 triliun dari total fasilitas. Sisa Rp 2,7 triliun akan kami terbitkan tahun depan,” kata Antony Susilo Direktur Keuangan FREN, Jumat lalu (23/9).

Emiten halo-halo ini telah menerbitkan obligasi konversi Rp 2 triliun di semester satu lalu. FREN menggunakan dana hasil penerbitan obligasi tersebut untuk membiayai kebutuhan operasional, modal kerja, belanja modal (capex) dan membayar utang.

Perinciannya, membiayai kembali surat utang commercial paper Rp 1,05 triliun. Melalui skema refinancing tersebut, FREN bisa menghemat biaya bunga dari sebelumnya 16% menjadi 6% per tahun.

Untuk obligasi yang akan diterbitkan tahun depan, FREN berniat mengalokasikan dana dari obligasi tersebut untuk membiayai sekitar 10%-20% capex 2012. Sisanya untuk modal kerja dan operasional perseroan ini. “FREN ‘kan masih rugi, mau tidak mau kami mencari dana dari penerbitan obligasi konversi,” kata Antony.

Sekadar informasi, kerugian FREN sudah terjadi sejak merger Smart Telecom dan Mobile 8 Telecom. Pasalnya saat ini masing-masing perusahaan dalam kondisi rugi.

Per Juni 2011 saldo defisit FREN mencapai Rp 4,65 triliun. Tahun ini manajemen FREN memperkirakan pihaknya belum bisa membukukan keuntungan. “Perlu waktu, tahun depan kami harapkan EBITDA sudah positif,” imbuh Antony.

Utang tinggi

Selain menerbitkan obligasi, FREN juga mendapat fasilitas pinjaman dari China Development Bank di semester satu lalu. Nilai pinjaman mencapai US$ 350 juta. Hingga saat ini operator seluler berbasis CDMA ini baru mencairkan pinjaman itu sekitar US$ 100 juta. “Perusahaan akan menarik sekitar 50% dari fasilitas pinjaman lagi sampai akhir tahun ini,” beber Antony.

Karena masih bergantung pada utang untuk kegiatan operasional, nilai utang FREN cukup besar. Per Juni 2011, total utang perseroan ini Rp 9,79 triliun, di mana Rp 5,19 triliun di antaranya pinjaman baru di 2011.

Sementara ekuitas perseroan ini Rp 3,01 triliun. Dengan tambahan utang tadi, debt to equity ratio (DER) FREN di semester satu 2011 mencapai 3,25 kali. DER ini jauh di atas DER industri telekomunikasi yang 1,38 kali.

Arief Fahruri, analis Erdhika Elit Sekuritas, menilai rasio utang FREN memang tinggi dan cukup berisiko. Tapi, ”Arus kas emiten telekomunikasi kuat, beda dengan emiten yang mengandalkan kontrak,” kata Arief. Arus kas yang kuat bisa mengkompensasi beban bunga dari tingginya utang.

Arief menilai pilihan FREN menerbitkan obligasi sudah tepat. Sebab, pasar tidak akan meminati saham perseroan ini jika FREN memilih mencari pendanaan lewat rights issue.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×