Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Manajemen PT Titan Kimia Nusantara Tbk (FPNI) terus berupaya memoles kinerja keuangannya yang masih jeblok. Salah satu caranya, produsen petrokimia ini tidak lagi memakai jasa Titan Trading Corp. Sdn. Bhd, untuk membeli bahan baku kimia.
Sekretaris Perusahaan FPNI Merciana Anggani mengungkapkan, langkah itu mulai mereka terapkan sejak semester satu lalu. "Kami sudah tak lagi membeli bahan baku melalui Titan Trading, dan kemungkinan ke depannya akan terus demikian," ujarnya (16/9).
Berdasarkan penjanjian keagenan pada 2007, FPNI harus membayar jasa agensi pembelian bahan baku ke Titan Trading sebesar 10% dari total biaya.
Merciana bilang, sebetulnya Titan Trading cukup berguna bagi FPNI. Perusahaan yang juga bernaung di bawah Titan Chemical Corp, induk usaha FPNI, ini mampu menyediakan bahan baku di saat pasokan seret. FPNI juga terhindar dari fluktuasi harga karena Titan Trading mampu mematok harga bahan baku di level tertentu.
"Titan Trading juga bisa dimanfaaatkan sebagai agen pemasaran," imbuhnya.
Dengan pengalaman dan relasi yang luas di bisnis kimia, Titan Trading semula diharapkan bisa menopang daya saing FPNI, terutama dengan produsen Timur Tengah dan China.
Tapi, Merciana yakin, tanpa Titan Trading, usaha FPNI tetap akan berjalan baik. Beruntung, sepanjang semester I-2010, FPNI terbilang mudah mendapat bahan baku. "Pada kuartal I memang agak susah mencari bahan baku. Tapi pada kuartal II sudah gampang kembali," tuturnya.
Sayang, Merciana mengaku belum bisa memprediksi imbas dari keputusan ini. "Karena tergantung siklus bisnis dan permintaan. Selain itu risiko persaingan juga berperan. Jadi tidak bisa dihitung dan ditebak begitu saja pengaruhnya," urainya.
Sejak 2005, FPNI selalu merugi, kecuali pada 2009. Setelah mencatat laba bersih US$ 19,27 juta di semester I-2009, FPNI kembali menelan rugi bersih pada semester I-2010, sebesar US$ 18,67 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













