Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) fokus pada transformasi bisnis dan peningkatan kinerja operasional di tengah tekanan harga saham.
Pada Senin (24/3) pukul 11.30 WIB, saham FORU melemah 24,07% ke Rp 615 per saham. Alhasil, penurunan itu mengakumulasi pelemahan saham FORU sebesar 82,02% dalam sebulan terakhir.
"Penurunan tersebut merupakan fluktuasi yang terjadi di pasar modal dan dinamika ekonomi global," ujar Direktur FORU Hadi Pranggono dalam public expose insidentil, Jumat (21/3).
Sebelumnya, saham FORU sempat anjlok 25% pada 6 Maret 2025 dan 7 Maret 2025. Pada 10 dan 11 Maret 2025, saham FORU kembali turun masing-masing 5,12% dan 15,11%.
Baca Juga: Sempat Dipantau BEI, Saham Fortune Indonesia (FORU) Kini Kena Suspensi
Pada 12 Maret 2025, BEI melakukan suspensi saham FORU, dan membuka kembali pada 13 Maret 2025. FORU pun melakukan paparan publik insidentil pada Jumat (21/3).
Hadi menuturkan, untuk soliditas kinerja usaha di masa depan, berbagai langkah diambil oleh manajemen FORU. Mulai dari efisiensi operasional, termasuk optimalisasi biaya tenaga kerja hingga strategi berbasis data untuk memastikan daya saing produk dan layanan FORU,” jelas Hadi.
Pjs Direktur FORU Imelda Kristanto menuturkan, tahun 2025 akan menjadi fase akselerasi perseroan. Ia menyebut, manajemen akan memperkuat lima pilar utama usaha.
Pertama, penguatan keuangan melalui optimalisasi biaya melalui digitalisasi dan diversifikasi portofolio. Kedua, kemitraan strategis dengan kolaborasi bersama partner dan influencers, serta ekspansi ke pasar yang lebih luas.
Ketiga, retensi klien melalui program loyalitas berbasis dashboard real-time, consumer trend updates dan customized workshop guna tingkatkan retensi dan pertumbuhan belanja klien. Keempat, pengembangan talenta.
"Kelima, transformasi digital dengan utilisasi AI dan konten SEO untuk akuisisi klien baru," paparnya.
Hal itu seiring dengan tren industri komunikasi pemasaran yang menghadapi disrupsi, didorong dominasi konten video-pendek, pemasaran berbasis komunitas, dan adopsi AI. "Kami tidak hanya mencoba bertahan di momen volatilitas saat ini, tetapi juga berusaha makin kompetitif di era disrupsi ini," sambungnya.
Imelda menambahkan, hingga September 2024, FORU mencatatkan nilai aset Rp 36,2 miliar, pendapatan Rp 26,8 miliar dan rasio utang-ke-ekuitas (DER) 0,41 kali, angka yang aman di bawah ambang batas industri.
“Meski tekanan ekonomi masih terjadi, namun struktur keuangan kami tetap sehat dengan current ratio 3,43 kali, menjadi dasar untuk investasi strategis di 2025," tutup Imelda.
Selanjutnya: Aksi Buyback dan Jatuhnya Harga Saham
Menarik Dibaca: KUR Mandiri Mengalir ke Sektor Produktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News