kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fokus tumbuh organik, Tower Bersama (TBIG) targetkan tambah 3.000 tenant pada 2021


Senin, 28 September 2020 / 17:59 WIB
Fokus tumbuh organik, Tower Bersama (TBIG) targetkan tambah 3.000 tenant pada 2021
ILUSTRASI. Hingga akhir Juni 2020, penambahan penyewa TBIG sudah mencapai 2.517 tenant.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) bakal tetap fokus pada pertumbuhan bisnis secara organik, yakni berupa penambahan menara berdasarkan pesanan operator telekomunikasi. Untuk tahun 2020 dan 2021, Tower Bersama menargetkan dapat menambah 3.000 penyewa (tenant) tiap tahunnya.

Bahkan, dari awal tahun hingga akhir Juni 2020, penambahan penyewa TBIG sudah mencapai 2.517 tenant. Artinya, TBIG sudah memenuhi 84% dari target tahun ini.

Rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG per Juni 2020 juga sudah mencapai 1,96 kali, lebih tinggi dari target 1,9 kali. Rasio tersebut menunjukkan bahwa di setiap satu menara yang TBIG miliki, secara rata-rata terdapat dua penyewa.

TBIG juga optimistis dapat mencapai target tahun depan. "Kami secara agresif akan membangun tower sesuai pesanan operator. Kami akan menawarkan tower ke operator eksisting," kata Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso dalam paparan publik virtual, Senin (27/9).

Baca Juga: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) selesaikan penerbitan obligasi Rp 700 miliar

Untuk ke depannya, Helmy melihat bahwa dinamika industri menara telekomunikasi masih positif. Pasalnya, operator telekomunikasi yang merupakan konsumen utama TBIG masih terus bertumbuh. "Operator masih menambah perangkat untuk memperkuat kapasitas dan jaringan. Jadi, kami masih ingin jadi partner utama operator untuk bertumbuh," ucap Helmy.

Selama pandemi Covid-19, TBIG juga masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Pada paruh pertama 2020, TBIG membukukan kenaikan pendapatan 13,17% secara year on year (yoy), dari Rp 2,28 triliun menjadi Rp 2,58 triliun. Menurut Helmy, hal ini terjadi karena model bisnis TBIG diikat dengan kontrak jangka panjang selama sepuluh tahun sehingga menjadi salah satu industri yang tergolong defensif.

Meski fokus pada pertumbuhan secara organik, Tower Bersama tidak menutup potensi untuk berkembang secara anorganik melalui akuisisi menara. Helmy menyampaikan, kesempatan untuk mengambil alih menara selalu ada, tetapi TBIG harus senantiasa mempertimbangkan valuasi dan nilai strategisnya.

Baca Juga: Tarif PPh Sewa Lahan Akan Dipangkas, Beban TBIG dan TOWR Bakal Berkurang

Sebagai contoh, TBIG bakal melihat lokasi menara yang akan dijual dan prospek ke depannya. "Apabila valuasi dan nilainya strategisnya kurang pas, kami tidak akan memaksakan diri. Pertumbuhan secara organik tetap menjadi strategi utama kami," kata dia.

Secara keseluruhan, hingga 30 Juni 2020, TBIG memiliki 15.893 menara telekomunikasi dengan 31.039 tenant. Padahal, pada 2010, jumlah menara TBIG baru sebanyak 3.100 unit dengan 4.700 tenant. Menurut Helmy, selama sepuluh tahun TBIG berhasil mencatatkan laju pertumbuhan majemuk tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 21,9% per tahun.

Baca Juga: Penyewaan menara naik, ini rekomendasi saham Tower Bersama Infrastructure (TBIG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×