Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bursa Asia dibuka tertekan setelah kemarin melompat tinggi, Jumat (18/12). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.33 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3%. Meski demikian, sepanjang pekan ini, bursa Asia masih mencatatkan kenaikan sebesar 0,5%.
Sementara itu, indeks Topix Jepang turun 0,3% setelah kemarin memimpin kenaikan di pasar regional. Hari ini, saham produsen minyak dan batubara mencatatkan penurunan terbesar pada bursa Jepang.
Penurunan juga terjadi pada indeks S&P/ASX 200 Australia sebesar 0,6%, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru bergerak naik turun di Wellington, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,5% di Seoul.
Bursa Asia tertekan setelah euforia kenaikan suku bunga The Fed untuk pertama kalinya sejak 2006 memudar. Saat ini, investor kembali mencemaskan pasar komoditas dan adanya perbedaan kebijakan moneter global.
Sekadar informasi, harga minyak dunia kembali turun untuk tiga hari berturut-turut. Sehingga, posisi harga minyak saat ini berada di level US$ 35 per barel.
Sedangkan bank sentral global mengeluarkan strategi baru sebagai reaksi dari pengetatan kebijakan The Fed. Bank of Japan, misalnya, diprediksi akan mempertahankan program pembelian obligasi pada pertemuan hari ini.
Sebelumnya, bank sentral Meksiko menaikkan suku bunga dan bank sentral Taiwan memangkas suku bunga.
Di sisi lain, posisi dollar AS kian perkasa akibat kebijakan The Fed.
"Penguatan dollar AS akan mengindikasikan mood investor global. Kita perlu melihat tren dollar menurun agar investor kembali bergairah mengenai pertumbuhan ekonomi emerging. Lalu, harga komoditas bisa kembali naik dan menggiring inflasi," jelas Scott Schuberg, chief executive officer Rivkin Securities Ltd di Sydney.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News