Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) nampak semakin fokus dalam isu Environmental, Social and Governance (ESG) salah satunya dengan mengharapkan perdagangan karbon atau carbon trading.
Direktur Utama Pasar Modal Indonesia, Iman Rachman bilang BEI akan fokus dalam inisiatif ESG termasuk terlibat dalam perdagangan karbon. Saat ini, pihaknya masih dalam tahap penilaian.
"Kami harapkan dalam sepuluh minggu ini kajian dari konsultan terkait karbon trading sudah selesai," ucap Iman dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/8).
Baca Juga: Regulasi Teknis Pajak dan Perdagangan Karbon untuk PLTU Tunggu KLHK dan Kemenkeu
Iman menjelaskan BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga sedang meminjam kajian perbandingan dari negara-negara lain.
Tak hanya itu, SRO juga masih terus mengkaji dari sisi supply dan demand untuk carbon trading ke depannya. Namun, Iman menyatakan BEI Sendiri siap untuk melaksanakan carbon trading ini.
"Tentu saja kita akan persiapkan, apakah menggunakan sistem saat ini, dimana penjaminan dengan KSEI. Apakah ini dilakukan oleh bursa atau dilakukan terpisah sebagai entitas di bursa efek Semua kajian itu sedang kita koordinasikan antar SRO dan OJK," imbuhnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyebut untuk carbon trading ini masih dalam kajian sambil melakukan koordinasi dengan kementerian terkait.
Baca Juga: PLN Kuasai Sertifikat EBT dan Bisa Monopoli Perdagangan Karbon, Pebisnis Memprotes
Kata Inarno, OJK juga telah memasukkan carbon trading ini dalam P2SK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan), sambil menunggu penunjukan dari kementerian terkait.
Tak hanya itu, BEI juga berencana untuk mengadakan ESG Scoring di situs BEI dengan bekerja sama dengan perusahaan pemeringkatan. Lalu, BEI juga bakal melakukan ESG Showcase & Exhibition.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News