Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga, inflasi serta pengetatan loan to value (LTV) kredit properti dan otomotif, tak membuat kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tertekan. Malah, kinerja BBNI hingga kuartal III-2013 berlari cukup kencang.
Di periode itu, pendapatan bunga bersih BBNI naik 23,4% menjadi Rp 13,82 triliun. Adapun, laba bersih BBNI tumbuh 29,8% menjadi Rp 6,54 triliun. “Kinerja BBNI tumbuh paling kencang di tahun ini,” ujar analis Mega Capital Indonesia, Gene Richard. Ia bilang, pelambatan kinerja perbankan belum nampak pada BBNI.
Kepala Riset AAA Sekuritas, Adriana Indrajatri pun menilai, kinerja BBNI sudah sesuai ekspektasi. “Secara keseluruhan kinerja BBNI memuaskan,” ujar dia.
Menurut Gene, kinerja BBNI tumbuh karena penyaluran kredit naik pesat sebesar 27% di kuartal III 2013. Angka ini melebihi rata-rata pertumbuhan kredit perbankan sekitar 22%. Kata dia, BBNI lebih fokus ke kredit korporasi sehingga pertumbuhan kreditnya tinggi.
Adriana mencatat, porsi kredit korporasi di BBNI sekitar 43,6% dari total kredit. Nah, di kuartal III, kredit korporasi BBNI tumbuh tinggi yaitu sebesar 58%. “Ini karena banyak perpindahan nasabah kredit dari komersial ke korporasi,” ujar dia, kemarin.
Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) BBNI hanya naik 15,4% menjadi Rp 275,63 triliun. Akibatnya, loan to deposit ratio (LDR) BBNI meningkat menjadi 84,7% dari 76,8% di periode sama tahun lalu. Tapi, “Kenaikan DPK lebih didukung dana murah sehingga baik bagi emiten ini,” ujar Gene. Pertumbuhan dana murah ini membuat biaya dana BBNI turun dari 2,8% menjadi 2,3%. Porsi dana murah terhadap total DPK juga tumbuh dari 64% menjadi 68% di kuartal III 2013.
Adriana bilang, pertumbuhan DPK BBNI sebetulnya di bawah target. Khusus di kuartal III 2013 saja, BBNI menargetkan pertumbuhan DPK sekitar 15%, tetapi ternyata hanya tumbuh 7%.
Gene menimpali, semua rasio keuangan BBNI sudah sesuai proyeksi. Satu-satunya yang menurun, kata dia, adalah rata-rata bunga kredit yang menurun dari 10,5% menjadi 10,1%.
Meski kredit melaju, Gene melihat, BBNI masih masih memiliki cukup ruang untuk ekspansi kredit. “Tidak ada masalah likuiditas di BBNI untuk bertumbuh,” ujar dia.
Adriana menambahkan, prospek kinerja BBNI masih cukup bagus ke depannya. Sebab, BBNI pun memiliki keunggulan dibanding kompetitor. “Penyaluran kredit, basis nasabah dan fasilitas BBNI cukup baik,” ujar dia.
Gene memprediksikan, BBNI dapat mencetak laba bersih Rp 8,2 triliun di akhir tahun ini, atau naik 17% dari tahun lalu. Ia juga yakin net interest margin BBNI akan meningkat dari 5,8% menjadi 6,4% di tahun ini.
Hitungan dia, BBNI memiliki price to book value (PBV) sebesar 1,9 kali, masih di bawah rata-rata bank besar lain yang sebesar 2,2 kali. Cuma, Gene menyarankan hold saham BBNI karena telah mendekati target harga di Rp 5.000 per saham.
Sedangkan, Adriana merekomendasikan buy saham BBNI dengan target harga Rp 5.400. Pun, analis Deutsche Bank, Raymond Kosasih merekomendasikan buy saham BBNI dengan target Rp 5.600. Kemarin, harga BBNI naik 0,55% ke Rp 4.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News