kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Fokus 5 Proyek Jalan Tol, Simak Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)


Selasa, 07 Oktober 2025 / 18:55 WIB
Fokus 5 Proyek Jalan Tol, Simak Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)
ILUSTRASI. Jasa Marga mencatat pendapatan Rp 12,9 triliun pada semester I – 2025, turun 1% secara tahunan (year on year/yoy).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencatat penurunan kinerja pada semester I – 2025. Pemanfaatan teknologi hingga fokus pada proyek yang ada menjadi strategi pendongkrak kinerja hingga akhir tahun.  

Jasa Marga mencatat pendapatan Rp 12,9 triliun pada semester I – 2025, turun 1% secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan laba bersih Jasa Marga Rp 1,87 triliun, turun 20,3% secara YoY.

Secara rinci, pendapatan tol menyumbang Rp 8,78 triliun, pendapatan konstruksi Rp 3,46 triliun, dan pendapatan usaha lainnya Rp 695,52 miliar. 

Arief Machrus, Analis Ina Sekuritas mencatat lalu lintas harian rata-rata di tol Jasa Marga mencapai 3,5 juta kendaraan, dengan total 637,3 juta kendaraan selama semester I – 2025. Sebagai operator jalan tol terbesar di Indonesia, JSMR mengoperasikan 1.286 km jalan tol, 43% dari total jalan tol di Indonesia,

Baca Juga: Jasa Marga Tutup Empat Pintu Tol untuk Perbaikan Jalan, Ini Daftarnya

“Jasa Marga optimistis terhadap semester kedua 2025, didukung oleh peningkatan volume lalu lintas, penyesuaian tarif tol, dan peningkatan pendapatan non-tol,” ujar Arief dalam risetnya 8 Agustus 2025. 

Etta Rusdiana Putra, Analis Maybank Sekuritas belum lama ini mengunjungi Pusat Komando Jalan Tol Jasa Marga di Bekasi.

Melalui fasilitas tersebut, Jasa Marga memanfaatkan teknologi, termasuk CCTV/Lidar, internet, dan AI (artificial intelligence), untuk mengatur lalu lintas, pemantauan lalu lintas dan kecepatan secara real-time, pengenalan jenis kendaraan, dan pengenalan plat nomor. 

Jasa Marga meyakini truk ODOL (over dimension over loading) merupakan masalah utama karena menyebabkan biaya pemeliharaan jalan yang lebih tinggi, bahaya keselamatan, dan kemacetan/kecepatan rata-rata yang lebih rendah (mengurangi potensi pertumbuhan volume). 

Jasa Marga memantau truk ODOL menggunakan teknologi WIM, tetapi penegakan hukum harus terintegrasi dengan data pemerintah daerah (registrasi kendaraan) dan kepolisian. “Kami yakin kecepatan memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan lalu lintas,” ujar Etta dalam risetnya 23 September 2025. 

Jasa Marga tidak memperkirakan adanya divestasi jalan tol oleh perusahaan konstruksi dalam waktu dekat. Sebab itu, perseroan lebih memilih untuk fokus pada 5 proyek yang sudah ada.

Antara lain tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulonprogo, tol Probolinggo – Banyuwangi, tol Jakarta – Cikampek II Selatan, tol Yogyakarta – Bawen, dan tol Akses Patimban. Namun, Jasa Marga terbuka untuk menjadi operator jalan tol. Tercatat belanja modal Jasa Marga mencapai Rp 5 triliun pada semester I – 2025. 

 

“Ke depannya, Jasa Marga lebih memilih proyek jalan tol brownfield daripada proyek greenfield, yang memiliki risiko proyek yang lebih rendah,” terang Etta. 

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan, strategi Jasa Marga yang kini lebih banyak mengincar proyek brownfield atau ruas yang sudah beroperasi dinilai positif karena risikonya lebih rendah dan arus kasnya lebih cepat. 

Selain itu, JSMR juga menyiapkan program asset recycling, terutama pada ruas-ruas Trans Jawa yang sudah mature, seperti Tol Jakarta–Cikampek II Elevated (MBZ). Langkah ini bertujuan memperkuat neraca, menambah ruang investasi baru, serta menjaga rasio utang agar tetap sehat. 

“Secara historis, strategi seperti ini terbukti lebih cepat memberi hasil dan memperkuat profitabilitas dibanding proyek baru (greenfield) yang butuh waktu lama sebelum menghasilkan pendapatan,” ujar Liza kepada Kontan, Selasa (7/10). 

Liza melihat sentimen yang perlu diperhatikan untuk mencermati kinerja JSMR antara lain realisasi stimulus fiskal akhir tahun (termasuk diskon transportasi), update jadwal/keputusan tarif tol (pricing power), progres monetisasi aset/recycling dan potensi masuknya investor finansial/INA, dan data trafik periode Nataru serta cuaca/operasional. 

“Basis laba semester I – 2025 lebih lemah (laba bersih turun 20,4% yoy) sehingga butuh catch-up di semester II – 2025,” ucap Liza. 

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Buka Opsi Investasi di Ruas Tol Milik BUMN Karya

Liza menambahkan, tantangan yang perlu diperhatikan adalah sensitivitas pada daya beli, rupiah, dan suku bunga. Serta risiko kebijakan, timing penyesuaian tarif dan potensi diskon sektoral yang bisa menekan yield jangka pendek. 

Etta memproyeksikan pendapatan usaha Jasa Marga tahun 2025 mencapai Rp 19,94 triliun dan laba bersih Rp 3,81 triliun. Adapun pada tahun 2024 Jasa Marga membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 18,72 triliun dan laba bersih Rp 4,53 triliun. 

Etta dan Arief merekomendasikan Buy saham JSMR dengan target harga masing – masing Rp 6.000 per saham dan Rp 5.850 per saham. 

Sedangkan Liza merekomendasikan Accumulate Buy saham JSMR dengan target harga Rp 4.500 – Rp 4.600 per saham.

Selanjutnya: Catatan Pelaku Industri Soal Putusan WTO Menangkan RI di Sengketa Stainless Steel

Menarik Dibaca: 4 Ciri-Ciri Usus Bermasalah, Jangan Diabaikan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×