kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Fitch terbitkan riset rating kredit di negara-negara Asia Pasifik


Senin, 21 November 2011 / 17:44 WIB
ILUSTRASI. Ada banyak faktor penyebab kram perut bawah yang dialami wanita. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka)


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.

HONG KONG. Di awal minggu ini Fitch Ratings mengeluarkan riset yang merangkum kondisi credit rating di negara-negara Asia Pasifik. Dalam laporan yang berjudul Asia-Pacific Sovereign Credit Overview ini, Fitch menyajikan pergerakan rating negara-negara berdasarkan kawasan dari Januari 1997-Agustus 2011.

Berdasarkan riset itu, Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara menjadi kawasan yang paling unggul kondisi tren credit rating-nya. Sepanjang periode pengamatan, rating kredit negara-negara di kawasan ini hanya bergerak dari BBB menjadi BBB- dan terus menanjak sejak Juli 2007 untuk mencapai BBB+ dan A-.

Sementara kawasan yang paling buruk adalah Sub Sahara Afrika yang bergerak sangat fluktuatif. Pada periode tahun 1997-1999 berada di BB, lalu melompat naik menjadi BBB- di awal tahun 2000 sampai pertengahan 2002 dan kembali melorot ke BB di November 2002 untuk terus melorot lagi ke BB- dan B+ sampai sekarang.

Di Kawasan Asia sendiri, pada awal tahun 1997 kredit rating negara-negara berada di A- dan BBB+, tapi melorot tajam di pertengahan 97 menjadi BB+. Rating kredit negara-negara Asia terus menanjak dengan perlahan untuk menjadi BBB- dan BBB sampai sekarang.

Dalam memberikan kredit rating untuk negara-negara, Fitch memisahkan rating kredit untuk mata uang lokal dan valuta asing (kebanyakan dalam USD). China sebagai negara yang disebut sebagai penggerak ekonomi dunia mendapatkan rating A+ (outlook stabil) untuk surat utang valasnya dan AA- (outlook negatif) untuk surat utang dengan mata uang lokalnya.

Ada beberapa catatan negatif Fitch untuk China yang membuat negara Panda ini mendapatkan outlook negatif. Catatan negatif yang bisa memicu penurunan rating itu adalah kerugian di sektor perbankan, risiko stabilitas finansial, dan kondisi perekonomian yang memburuk baik global maupun lokal. Tapi China masih mendapatkan nilai plus dari rekor pertumbuhan ekonominya untuk jangka panjang dan cadangan devisanya yang besar.

Sementara Indonesia yang masih menunggu kenaikan rating, sampai saat ini kredit ratingnya masih BB+ (outlook positif) untuk surat utang valas dan lokalnya. Beberapa catatan positif Fitch untuk Indonesia adalah penguatan fiskal, perbaikan likuiditas eksternal, dan prospek pertumbuhan ekonomi makro yang menjanjikan.

Tapi selain Indonesia menghadapi pertumbuhan tinggi dan inflasi rendah, reformasi di Indonesia pun sangat terbatas. Ada beberapa kunci penting yang bisa menaikkan rating Indonesia, yaitu perbaikan kelemahan-kelemahan struktur seperti infrastruktur dan korupsi, reformasi fiskal yang bisa meningkatkan pendapatan dan efektivitas belanja negara, serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan tingkat inflasi yang rendah

Sebagai informasi, Fitch rating menyajikan rating untuk negara-negara dengan skala : A-, BBB+, BBB, BBB-, BB+, BB, BB-, B+.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×