Reporter: Hari Widowati | Editor: Test Test
JAKARTA. Lembaga pemeringkat efek Fitch Ratings menaikkan peringkat surat utang yang diterbitkan oleh tiga perusahaan telekomunikasi. Ketiga perusahaan itu adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Fitch menaikkan peringkat utang jangka panjang dalam mata uang asing yang diterbitkan oleh Telkomsel dari peringkat BB+ menjadi BBB- dengan prospek stabil. Fitch juga menaikkan peringkat utang jangka panjang dalam mata uang lokal yang diterbitkan oleh Telkomsel dari BBB- menjadi BBB dengan prospek stabil.
"Peringkat utang jangka panjang dalam mata uang lokal Telkomsel lebih tinggi dua not dari utang jangka panjang dalam mata uang asing karena utang tersebut tidak memiliki risiko transfer dan perubahan kurs," tulis Fitch dalam siaran pers, Selasa (26/1). Penilaian tersebut berdasarkan profil utang Telkomsel yang kuat sebagaimana posisi Sing Tel sebagai pemegang saham strategis yang dapat mengimbangi kepemilikan Pemerintah Indonesia di perusahaan telekomunikasi tersebut. Alhasil, peringkat utang jangka panjang Telkomsel dalam mata uang lokal diberi pangkat lebih tinggi. Satu lagi, obligasi senior operator halo-halo pemilik merek Simpati dan Kartu AS itu juga dinaikkan peringkatnya dari BB+ menjadi BBB-.
Untuk Indosat, Fitch menaikkan peringkat utang jangka panjang dalam mata uang asing dari BB+ menjadi BBB- dengan prospek stabil. Utang jangka panjang dalam mata uang lokal Indosat dipastikan tetap menyandang peringkat BBB- dengan prospek stabil dan obligasi senior dinaikkan peringkatnya dari BB+ menjadi BBB-.
"Setelah kenaikan peringkat utang jangka panjang dalam mata uang asing ini, Indosat tidak lagi terhambat oleh plafon obligasi global Indonesia yang berperingkat BBB-," kata Fitch. Peringkat obligasi korporasi Indosat naik tiga not dari peringkat utang yang berdiri sendiri dan mencerminkan adanya hubungan induk perusahaan yang kuat dengan anak perusahaan yang lemah antara Qatar Telecom yang memiliki peringkat utang A+ dengan prospek stabil dengan Indosat yang 65% sahamnya dimiliki oleh QTel.
Perusahaan telekomunikasi pelat merah Telkom tidak ketinggalan mendapatkan kenaikan peringkat untuk utang jangka panjang dalam mata uang asing dan utang jangka panjang dalam mata uang lokal, yaitu dari BB menjadi BB+ dengan prospek stabil. Obligasi senior Telkom juga mendapatkan peringkat BB+ dari sebelumnya BB. "Karena pemerintah Indonesia masih memegang 52,44% saham Telkom, ada pengaruh yang signifikan terhadap bisnis utama Telkom dan keputusan mengenai keuangannya. Jadi, peringkat perusahaan hampir sama dengan peringkat obligasi global pemerintah," jelasnya.
Kenaikan peringkat utang ketiga perusahaan telekomunikasi ini merupakan kabar gembira yang mengikuti kenaikan peringkat utang Indonesia. Kemarin, Fitch menaikkan peringkat utang Indonesia, di mana utang jangka panjang dalam mata uang asing dan utang jangka panjang dalam mata uang lokal dinaikkan dari BB menjadi BB+ dengan prospek stabil. Adapun plafon peringkat utang Indonesia juga dinaikkan dari BB menjadi BBB- dengan prospek stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News