kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Fenomena Gagal Bayar Waskita Karya (WSKT), Ini Dampaknya Terhadap Kinerja RDPT


Senin, 14 Agustus 2023 / 16:39 WIB
Fenomena Gagal Bayar Waskita Karya (WSKT), Ini Dampaknya Terhadap Kinerja RDPT
ILUSTRASI. reksadana yang memiliki underlying obligasi korporasi BUMN Karya terdampak dari gagal bayar Waskita Karya (WSKT)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena gagal bayar obligasi jatuh tempo PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turut menghantui reksadana yang memiliki underlying obligasi korporasi BUMN Karya.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menuturkan, berdasarkan datanya terdapat dua produk yang memiliki underlying obligasi korporasi BUMN Karya per Juni dan Juli 2023. Yakni, Manulife Syariah Sukuk Indonesia dan BMI Indo Obligasi Mantap.

Alhasil, produk reksadana pendapatan tetap itu mencatatkan kinerja di bawah rata-rata industri.

Kinerja Manulife Syariah Sukuk Indonesia mencatatkan kinerja YTD 1,89% per Juli 2023, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri yang tercermin dari kinerja Infovesta 90 Fixed Income Fund Index sebesar 3,9%. Sementara kinerja BMI Indo Obligasi Mantap sebesar 3,68% sedikit di bawah rata-rata industri.

Baca Juga: Ditargetkan Selesai Awal 2024, Ini Skema Inbreng Waskita (WSKT) ke Hutama Karya (HK)

Bahkan lanjutnya, dengan fenomena gagal bayar WSKT ini berpotensi membuat investor 'nyangkut' karena untuk jual di pasar sekunder sudah tidak ada marketnya.

"Worst case scenario dampak gagal bayar WSKT seperti likuidasi, berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah seperti di sekitar tahun 2018-an akan menurunkan NAB/unit secara signifikan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/8).

Oleh sebab itu, Fajar menyarankan investor untuk menghindari reksadana yang memiliki underlying obligasi korporasi BUMN Karya.

"Sebab, kondisi keuangan mayoritas emiten BUMN Karya masih dalam tekanan dan adanya ketidakpastian bisnis menjelang Pemilu," imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×