kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Faktor Yunani masih menyetir valuta


Senin, 20 Juni 2011 / 08:00 WIB
ILUSTRASI. ILUSTRASI; Biar anak tidak keseringan berada di depan layar gadget, simak tips berikut ini


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sepekan kemarin, mata uang utama Asia terpuruk akibat terpaan gelombang sentimen negatif dari krisis utang Yunani di Eropa. Rupiah memimpin penurunan mata uang Asia, hingga terlempar ke level Rp 8.590 per dollar AS. Disusul ringgit Malaysia, peso Filipina, dan baht Thailand.

Anjloknya mata uang regional seiring memerahnya bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pasifik anjlok ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Aksi jual saham para investor senilai US$ 1,5 miliar di bursa Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand, telah membakar kinerja bursa regional.

Toh, para analis meyakini otot mata uang Asia ke depan masih akan menguat. Penyebabnya, aliran modal investor ke wilayah Asia diprediksi masih berlimpah. "Institute for International Finance awal bulan ini menaikkan proyeksi capital inflow ke wilayah regional untuk tahun 2011 dan 2012," ujar Mochamad Doddy Ariefianto, pengamat ekonomi Universitas Ma Chung, kemarin (19/6).

Sepekan ke depan, Doddy menganalisa mata uang Asia masih akan dipengaruhi kelanjutan penyelesaian Yunani. "Mata uang global, termasuk Asia sedang roller coaster," imbuhnya.

Investor banyak mengambil posisi wait and see, sehingga sentimen sekecil apapun dapat memantik aksi investor.

Di sisi lain, mata uang Asia juga dibayangi hantu inflasi. "Investor menilai rata-rata bunga di Asia masih di bawah tingkat inflasi," ujarnya.

Kondisi ini dikhawatirkan makin meningkatkan konsumsi dan investasi yang berujung ledakan inflasi. Akibatnya, bunga riil terpukul dan investor merugi. Namun, "Pekan ini mata uang regional masih bisa menguat meski tipis," pungkas Doddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×