Reporter: Namira Daufina, Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di awal pekan ini rupiah melemah tipis terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Melemahnya posisi rupiah disebabkan oleh tekanan faktor internal dan eksternal yang datang bersamaan.
Kurs Tengah Bank Indonesia (BI), Senin (30/3) mencatat rupiah melemah 0,17% menjadi Rp 13.086 per dollar AS. Sama halnya di pasar spot, pasangan USD/IDR naik 0,08% menjadi Rp 13.075.
Ekonom PT Bank Central Asia (BCA), David Sumual memaparkan melemahnya rupiah terkait faktor global yaitu menguatnya dollar AS. Dollar AS makin kuat pasca pidato Gubernur The Fed Janet Yellen, pada Sabtu (28/3) dini hari.
“Pernyataan Yellen yang telah mengkonfirmasi kenaikan suku bunga pada tahun membuat dollar AS menguat,” kata David.
Dalam pidatonya Yellen menegaskan kembali komitmennya untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan pertumbuhan inflasi dan berbagai data ekonomi
Menguatnya dollar tercermin dari naiknya indeks dollar. Sampai Senin (30/3) pukul 16.30 WIB index USD tercatat bertengger di level 97,60 atau naik 0,32% dibanding hari sebelumnya sebesar.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Faisyal menambahkan di sisi lain, keadaan ekonomi dalam negeri justru melemahkan pertahanan rupiah. “Keputusan kenaikan BBM pada Sabtu (28/3) lalu membuat tingkat inflasi Indonesia berpeluang untuk meningkat yang mana ini menekan rupiah,” jelas Faisyal
Hal ini sejalan dengan pernyataan Bank Indonesia sebelumnya bahwa memang diprediksi data inflasi bulan Maret 2015 Indonesia akan mengalami peningkatan. Otomatis data ekonomi ini akan memberikan tekanan terhadap rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News