kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eyang Ratman memetik manisnya investasi di 2017


Rabu, 03 Januari 2018 / 19:12 WIB
Eyang Ratman memetik manisnya investasi di 2017


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Soeratman Doearchman atau akrab disapa Eyang Ratman, sudah tak asing lagi di dunia pasar modal, khususnya bagi investor ritel. Pengalamannya yang sudah tak lagi seumur jagung mampu membuatnya mampu melewati cerita investasi sepanjang 2017 dengan manis.

Sepanjang 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah tumbuh sekitar 20%. "Saham dalam portofolio saya kecuali KLBF, kinerjanya di atas IHSG," ujar Eyang Ratman kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Eyang belum bersedia membeberkan berapa nilai keuntungannya. Namun, dia memastikan, dalam berinvestasi, pria yang telah memasuki usia 76 tahun ini tidak hanya berinvestasi untuk jangka panjang, tapi juga mengkombinasikannya dengan trading jangka pendek.

"Dari hasil trading lumayan untuk jajan cucu," kata Eyang.

Sepanjang 2017 lalu, selain saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Eyang juga mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Selain dari sektor keuangan, Eyang yang juga sempat menjadi petinggi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) itu juga mengambil saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dari sektor konsumsi.

Bukan tanpa alasan Eyang memilih saham-saham tersebut. Eyang mengaku mengenal perusahaan-perusahaan tersebut dengan baik. "Saya juga melihat kinerja fundamental perusahaan-perusahaan itu juga baik," imbuhnya.

Eyang masih akan fokus pada saham perbankan dan konsumsi sepanjang tahun ini. Ia juga berencana menambah saham dari sektor infrastruktur untuk menambah keragaman portofolio sahamnya. Tapi, tentu saham infrastruktur yang valuasinya masih rendah dan memiliki pertumbuhan yang bagus.

Eyang mengombinasikan trading jangka panjang dan juga jangka pendek. Ini mengapa Eyang selain kerap menjual sebagian sahamnya juga masih menyimpan dua saham dalam waktu yang cukup lama, sekitar empat tahun. Bukan hanya saham, Eyang juga memiliki reksadana. Sebagian sudah ia redeem pada 2017 karena saat itu eyang tengah butuh dana tunai.

Kombinasi portofolio sahamnya itu sejalan dengan strategi investasi yang Eyang pegang. Eyang menjatuhkan pilihan strateginya pada strategi "asset allocation using the 100 rule".

Strategi tersebut sangat sederhana. "Tambah berumur maka kita harus mencari instrumen investasi yang lebih aman. Tambah muda investasi kita bisa lebih agresif," jelas Eyang.

Ini mengapa dalam strategi 100 rule itu akan ada titik temu antara garis yang mewakili portofolio saham dengan garis yang mewakili portofolio surat utang. Kedua garis tersebut bertemu saat usia investasi seseorang sudah mencapai 25 tahun. "Portofolio investasi saya sesuaikan dengan usia saya," pungkas Eyang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×