kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Event investasi belum sedot animo Masyarakat


Jumat, 26 September 2014 / 19:44 WIB
Event investasi belum sedot animo Masyarakat
ILUSTRASI. Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun pada Selasa (11/4). KONTAN/Baihaki/


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Minat masyarakat terhadap investasi mulai meningkat.  Namun, sejumlah event investasi yang digelar masih belum sanggup menyedot animo masyarakat apabila dibandingkan dengan pameran barang konsumtif.

Pekan Reksadana atau Perdana yang digelar asosiasi pengelola reksadana (APRDI) di Medan 24-26 Mei 2013 tahun lalu,  misalnya  berhasil menarik 600-1500 pengunjung setiap harinya. Sepanjang acara, Perdana dikunjungi 4.259 orang dan 274 pengunjung di antaranya melakukan pembukaan rekening baru.

Adapun untuk nilai transaksi yang berhasil diraih memang tidak dibuka oleh para institusi keuangan. Namun,  Yobel Hadikrisno, pengurus APRDI saat itu mengatakan beberapa berhasil membukukan nilai transaksi hingga miliaran rupiah.

Sedangkan di Bandung pada 28-30 Juni 2013, jumlah pengunjung tercatat sebanyak 1.528 orang, di mana 217 orang di antaranya membuka rekening baru di perusahaan-perusahaan manajer investasi yang hadir sebagai exhibitor.

Selain Medan dan Bandung,  rangkaian gelar Perdana 2013 juga digelar di Surabaya dan Jakarta.  

Perencana keuangan independen Money and Love Freddy Pieloor mengatakan masih sepinya animo masyarakat terhadap event investasi ketimbang pameran produk konsumtif disebabkan oleh kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengutamakan konsumtif serta memburu kenikmatan dan kesenangan.

"Masyarakat belum berpikir untuk jangka panjang.  Mereka cenderung menginginkan kenikmatan yang langsung bisa dinikmati saat ini juga dan tidak aware terhadap masa depan, " ujar Freddy,  Jakarta,  Jumat (26/9).

Sementara itu,  masyarakat tidak dapat menikmati hasil investasi secara langsung. Sebab,  investasi dilakukan secara jangka panjang.

"Masyarakat ada minat terhadap investasi,  namun tidak signifikan.  Oleh karena itu,  diperlukan kerja keras dari semua lembaga untuk menyadarkan masyarakat, " kata Freddy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×