Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar euro makin terpuruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Selain karena krisis energi di Eropa akibat konflik Rusia-Ukraina, pairing EUR/USD melemah karena kenaikan Fed Funds Rate dan penguatan pada dolar AS yang merupakan safe haven.
Rabu (13/7) pukul 21.24 WIB, pairing EUR/USD melemah di 1,0029 yang merupakan level terendah sejak Desember 2002 atau hampir 20 tahun. Kurs euro melemah 11,79% sejak awal tahun.
Pairing EUR/USD menunjukkan nilai dolar AS per euro. Semakin rendah pairing, maka makin lemah nilai tukar euro terhadap dolar AS.
Baca Juga: Nasihat Bill Gates di Tengah Ancaman Krisis Global yang Kian Dekat
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan euro tertekan terhadap dolar dengan ekspektasi kebijakan suku bunga super agresif dari the Fed. Dari Eropa, European Central Bank (ECB) baru saja merevisi outlook pertumbuhan ekonomi dari 4% menjadi hanya 2,7%. ECB pun menaikkan estimasi inflasi dari 3,5% menjadi 6,1% untuk tahun ini.
Lukman mengatakan mata uang pairing EUR/USD diperkirakan masih akan terus melemah mengingat ECB cenderung menahan kenaikan suku bunga. Euro juga sangat lemah terhadap dampak dari kenaikan harga gas alam yang berkelanjutan dan perang di Ukraina dan Rusia yang masih berlanjut.
Menurut Lukman mata uang euro saat ini hampir tidak memiliki hal yang positif. Sementara sentimen negatif antara lain outlook pertumbuhan yang rendah, inflasi tinggi, dan kebijakan moneter the Fed.
Baca Juga: Kurs Euro di Posisi Paling Lemah Dalam 20 Tahun Terhadap Dolar AS
"Kekuatiran pasokan gas dari Russia serta perang berkepanjangan di Ukraine semakin memperburuk keadaan," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (13/7).
Menurut Lukman sentimen ini masih akan terus hingga awal tahun depan ketika penguatan dolar diperkirakan akan terhenti dan melemah. Lukman menyarankan untuk para investor bisa melakukan penjualan dalam waktu dekat untuk pairing EUR/USD.
"Mata uang EUR USD dalam jangka pendek bisa berada di level US$ 0,9600 dan akhir tahun di kisaran US$ 0,8800," tutup Lukman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News