Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski keduanya berada dalam arah pergerakan negatif akibat keputusan bank sentralnya untuk menerapkan kebijakan moneter yang longgar, namun euro harus bertekuk lutut di hadapan yen.
Mengutip Bloomberg, Selasa (9/2) pukul 16.15 WIB pasangan EUR/JPY merosot 0,57% ke level 128,93 dibanding hari sebelumnya.
Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan dengan gejolak ekonomi yang terjadi saat ini pasar cenderung beralih pada safe haven seperti yen. Hal ini memang menguntungkan yen.
Apalagi pada Rabu (10/2) malam dijadwalkan Janet Yellen, Gubernur The Fed akan memberikan testimoninya mengenai arah moneter ke depannya.
Dengan dugaan bahwa laju pertumbuhan suku bunga The Fed akan tertahan atau tidak secepat yang diprediksi, pasar pun menjadi wait and see. Sikap antisipasi ini akan memberikan kekuatan bagi yen untuk unggul.
Sementara euro sendiri memang sedang tertekan. “Sajian indikator ekonominya pun tidak memuaskan,” kata Wahyu.
Teranyar, data produksi industri Jerman Januari 2016 turun membengkak perlambatannya dari minus 0,1% menjadi minus 1,2%. Serta data neraca perdagangan Jerman kuartal empat 2015 surplusnya mengecil dari 19,7 miliar euro menjadi 19,4 miliar euro.
Di sisi lain data ekonomi Jepang lebih baik. Prelim machine tool orders Jepang Januari 2016 hanya minus 17,2% dari sebelumnya minus 25,7%. “Sehingga ini menjadi katalis positif yang mendorong pergerakan yen,” ujar Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News