Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Valuasi mata uang kawasan Uni Eropa yang terus mendaki menjadi kesempatan besar bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung atau profit taking. Sempat melemah dibanding poundsterling, euro masih berpotensi terus naik.
Ekspektasi pasar pada rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengurangi stimulus menjadi sentimen positif untuk jangka panjang.
Tak hanya itu, bila data inflasi dari Perancis dan Jerman yang akan dirilis besok menunjukkan kenaikan, maka ekspektasi tapering alias pengurangan surat hutang menjadi lebih tinggi.
Mengutip Bloomberg, pasangan EUR/GBP pada pergerakan Kamis (10/8) pukul 16:00 terlihat berada di 0,9016 alias turun 0,29%. Angka ini merupakan koreksi dari kinerja sebelumnya di 0,9042.
"Penurunan tiga hari ini hanya bersifat profit taking karena belum ada data baru dari zona euro," jelas Alwi Assegaf analis PT Global Kapital Investama Berjangka kepada KONTAN, Kamis (10/8).
Alwi mengingatkan, sejumlah data yang patut dipantau untuk pergerakan pasangan ini adalah data esok Jumat (11/8), yakni rilis data Prancis dan Jerman mengenai inflasi (CPI) dan Indeks Harga Grosir (WPI) yang akan berkontribusi pada tingkat inflasi Uni Eropa.
Sedangkan dari sisi sterling, putusan Bank Sentral Inggris (BOE) yang mempertahankan suku bunga di 0,25% telah sesuai ekspektasi pasar. Namun pemangkasan proyeksi pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto tahun 2017 yang dikoreksi menjadi 1,7% dan tahun 2018 koreksi menjadi 1,6% ditanggapi negatif oleh pelaku pasar.
Tak hanya itu, rilis data ekonomi hari ini dari Britania Raya memberikan sentimen campur karena tidak terlalu bagus.
Data produksi manufaktur landai di 0%, dan data neraca perdagangan defisit melebar menjadi £12,7 miliar. Berbanding jauh dari ekspektasi di 11 miliar poundsterling dan kinerja periode sebelumnya di £ 11,9 miliar.
"Data mix ini tidak terlalu bedampak pada pergerakan, meski hari ini GBP menguat, tapi penguatan ini hanya aksi profit taking setelah Euro hampir menguat ke level satu tahun," jelas Alwi.
Pada Senin (7/8), pasangan EUR/GBP mata uang ini sempat menyentuh 0,9049 sebelum turun di tiga hari berturut. Namun kinerja awal pekan tersebut merupakan yang terbaik sejak Oktober 2016 yang terakhir mencatat posisi tertinggi di 0,9118.
Secara keseluruhan, Alwi melihat tren pasangan ini akan terus menguat. Dari sisi teknikal, Alwi memaparkan pergerakan moving average (MA) 55 dan MA 10 masih bergerak di atas dengan tren bullish. MACD masih positif tapi sudah menunjukkan pola bearish divergent.
RSI positif di level 60 tapi menujukkan sinyal penurunan. Stochastic Oscilator terlihat mulai deadcross di area overbought 75 - 84 dimana sinyal mulai turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News