kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.787   20,00   0,12%
  • IDX 8.079   38,79   0,48%
  • KOMPAS100 1.119   4,83   0,43%
  • LQ45 800   4,01   0,50%
  • ISSI 281   1,80   0,64%
  • IDX30 420   2,23   0,53%
  • IDXHIDIV20 480   0,26   0,05%
  • IDX80 123   0,98   0,80%
  • IDXV30 134   0,59   0,44%
  • IDXQ30 133   0,30   0,22%

ESTI intip peluang dari pelemahan rupiah


Selasa, 25 Juni 2013 / 19:25 WIB
ESTI intip peluang dari pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Anda bisa memakai bahan alami sebagai cara mengatasi bibir kering.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pelemahan rupiah tidak selamanya negatif. Khusus produsen barang-barang non komoditas seperti tekstil, seharusnya bisa meraih berkah dari pelemahan rupiah ini.

Pasalnya, rupiah yang melemah membuat barang produksinya menjadi lebih murah di pasar ekspor. "Seharusnya seperti itu. Apalagi China yang menjadi importir utama tekstil sedang mengalami kenaikan biaya produksi tekstil. Tapi, sayangnya krisis global membuat permintaan tekstil juga melemah," jelas Erlien L. Surianto, Direktur PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI), Selasa (25/6).

Sangat disayangkan, jika ESTI belum bisa memanfaatkan celah di balik pelemahan rupiah. Padahal, potensinya lumayan besar, mengingat 47% pendapatan ESTI diperoleh dari ekspor.

Catatan saja, sepanjang 2012 lalu ESTI membukukan pendapatan US$ 75,42 juta, atau turun 8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Lebih jauh, Erlien menjelaskan, pihaknya lebih fleksibel dalam penjualan sembari menunggu pulihnya ekonomi global.

Selain itu, ESTI mulai serius dalam menggarap pasar dalam negeri. "Potensi dalam negeri sedang bagus. Jika Lebaran saja Pasar Tanah Abang macet total," tukas Erlien.

Tapi, sebelum melancarkan aksinya, manajemen akan fokus membenahi internal perusahaannya terlebih dahulu, khususnya pabrik ESTI yang di Bogor. Pabrik ini hanya memiliki utilitas 30% dari kapasitas produksi yang seharusnya ada.

Kenaikan upah minimum juga menjadi pukulan keras bagi ESTI, sehingga manajemen terpaksa melakukan efisiensi karyawan beberapa waktu yang lalu. Sebelumnya, pabrik diisi 1.700 karyawan. Tapi, tekanan upah minimum memaksa manajemen untuk memangkas 880 karyawannya.

Disisi lain, penyesuaian juga membuat laba bersih ESTI tergerus. Tahun lalu, ESTI mencatat rugi bersih US$ 4,67 juta. Bandingkan dengan perolehan laba bersih 2011 sebesar US$ 0,58 juta. Kerugian dipicu oleh rugi kurs yang merupakan hasil dari peraturan pembukuan yang mengatur tata cara penulisan kurs dollar.

"Jadi, kami fokus internal dengan harapan bottom line membaik, bagikan dividen, baru kami genjot pemasaran produk khusus ekspor," pungkas Erlien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×