Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen amoniak, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) berharap kinerja membaik di tahun depan seiring dengan harga amonia yang mulai membaik di kuartal III-2023.
Direktur ESSA Prakash Chand Bumb mengatakan, pendapatan ESSA di tahun ini diproyeksikan lebih rendah dari 2022. Namun, di tahun depan ESSA Industries Indonesia berharap kinerja akan lebih baik seiring harga anomia yang mulai membaik dibandingkan yang terjadi di tiga kuartal sebelumnya.
"Kami proyeksikan di kisaran US$ 400 - US$ 430 per ton harga amonia di kuartal IV," kata Prakash dalam paparan publik secara virtual, Rabu (6/12).
Lebih lanjut, ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap pada tingkat yang tinggi dibandingkan pada September 2023 karena harga komoditas meningkat seiring dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Selain itu, ESSA juga tidak memiliki rencana penghentian operasional pabrik pada 2024, sehingga pencapaian produksi diperkirakan akan lebih tinggi pada 2024.
Baca Juga: ESSA Industries (ESSA) Beberkan Sumber Dana Proyek Amonia Biru Sebesar US$ 150 Juta
"Pasokan amoniak diperkirakan akan tetap terbatas hingga akhir 2023, diharapkan terdapat kenaikan permintaan di 2024, namun situasi ini akan bergantung pada perkembangan situasi ekonomi di China," ujarnya.
Sebagai informasi, ESSA mengalami penurunan kinerja sepanjang sembilan bulan 2023. Top line dan bottom line emiten yang sebelumnya bernama PT Surya Esa Perkasa Tbk ini kompak merosot.
Mengintip laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia (BEI), ESSA mengantongi pendapatan senilai US$ 232,63 juta hingga September 2023. Jumlah itu terpangkas 58,23% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu senilai US$ 557,03 juta.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan ESSA mengalami penurunan 38,34% secara tahunan menjadi US$ 184,26 juta. Setelah dijumlah, ESSA meraup laba kotor sebesar US$ 48,37 juta atau turun 81,26% dibandingkan kuartal III-2022 senilai US$ 258,16 juta.
Meski sejumlah pos beban berhasil ditekan, namun tak menghindarkan ESSA dari penurunan bottom line yang cukup signifikan. ESSA mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 9,76 juta hingga September 2023.
Sebagai gambaran saja, jika dikonversi menggunakan kurs saat ini senilai Rp 15.735 per dolar AS maka laba bersih ESSA per kuartal III-2023 setara dengan Rp 153,67 miliar. Keuntungan ESSA tersebut mengalami penurunan sebanyak 90,67% dibanding laba bersih yang dicapai pada kuartal III-2022 sebesar US$ 104,64 juta.
Pada kuartal III 2023, produksi amonia ESSA mencapai 239.720 metrik ton. Angka itu menurun dari periode serupa pada 2022, yakni 564.552 metrik ton. Ekspornya sendiri berjumlah 526.983 metrik ton. Dengan harta amonia rata-rata US$738 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News