Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara makin anjlok. Harga batubara di ICE Newcastle untuk pengiriman Juli 2023 melemah 1,33% ke level US$ 137,15 per ton pada Jumat (26/5)Baca Juga: Perusahaan Batubara Tertekan Beban Royalti . Level ini menjadi harga terendah batubara sejak akhir Februari 2022.
Salah satu penurunan harga batubara lantaran pasokan batubara yang berlimpah. Mengutip Bloomberg, pasokan batubara yang tidak diinginkan di Eropa sedang menuju ke Asia. Ini menunjukkan jika pasokan bahan bakar makin berlimpah saat suhu makin memanas.
CEO Berge Bulk, James Marshall seperti dikutip Bloomberg menjelaskan, ada pengiriman sekitar tujuh juta ton batubara Kolombia untuk diekspor ke negara-negara Asia pada kuartal berikutnya bukan ke pelabuhan di Eropa. "Batubara tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan pembuat baja untuk China dan India," katanya.
Baca Juga: Perusahaan Batubara Tertekan Beban Royalti
Menurut data shipbroker BRS Group, pelanggan Eropa menaikkan impor batubara Kolombia sejak tahun lalu sebesar 23% menjadi sekitar 30 juta ton, setelah Eropa terjerumus ke dalam krisis energi menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Namun, turunnya harga gas alam lebih dari 90% sejak Agustus membuat lebih banyak pembangkit listrik beralih kembali ke bahan bakar alternatif.
"Lebih banyak batubara menuju ke Asia dari Afrika Selatan," terang Carl Tyler, Kepala Pencarteran Noble Resources Group, dikutip Bloomberg dalam sebuah konferensi di Singapura minggu lalu.
Kedatangan batubara bertambah di China akan menambah suplai. Negara ini telah meningkatkan impor pada saat yang sama dengan memperluas produksi dalam negeri untuk mendukung pembukaan kembali ekonominya.
Tetapi permintaan tidak terus meningkat karena pemulihan China mengecewakan. Namun, kemungkinan akan berubah saat cuaca menghangat, dan alternatif seperti tenaga air dipengaruhi oleh dampak kekeringan yang berkepanjangan sejak tahun lalu. Suhu juga makin panas dari biasanya.
"Kinerja ekonomi yang lebih kuat di paruh kedua akan meningkatkan kebutuhan listrik China," kata Johann Tan, analis BMI Fitch Solutions. Menurut dia, musim panas yang lebih hangat juga mendorong pasokan batubara yang lebih tinggi sebagai jaminan terhadap kekurangan energi.
Baca Juga: Ini Strategi Indika Energy (INDY) Mencuil Peluang dari Perdagangan Karbon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News