Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan yang lemah berpotensi menyebabkan harga batubara terus menurun.
Mengutip Bloomberg, per Jumat (26/5), harga kontrak pengiriman batubara Newcastle untuk bulan Juli mencapai level terendah tahun ini, yaitu US$ 137,15 per ton.
Harga tersebut mengalami penurunan sebesar 1,33% dibandingkan hari sebelumnya.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, mengungkapkan bahwa produksi batubara China mengalami kenaikan sebesar 5,8% secara tahunan, mencapai 734,23 juta ton.
Baca Juga: APBI: Harga Batubara Turun, Kinerja Perusahaan Batubara Bakal Tertekan
India juga meningkatkan produksi batubara guna mengurangi ketergantungan pada impor.
Pada bulan April, produksi batubara India mencapai 73,02 juta ton, mengalami kenaikan sebesar 8,67% per tahun.
Sementara itu, Uni Eropa mengurangi penggunaan batubara dan gas sejak Oktober 2022 hingga Maret 2023.
Terdapat kelebihan stok yang diperkirakan akan dijual meskipun dengan kerugian, ungkapnya kepada KONTAN pada hari Senin (29/5).
Lukman Leong, Analis Utama DCFX Futures, menambahkan bahwa harga gas alam Eropa mendekati harga rata-rata sebelum pandemi Covid-19, yang mengakibatkan permintaan terhadap batubara menurun.
Menurut Lukman, saat ini sulit bagi harga batubara untuk mengalami kenaikan. Salah satu faktor pendorong kenaikan harga batubara adalah pertumbuhan ekonomi China yang lebih kuat.
Baca Juga: Harga Batubara Masih Melemah, Begini Proyeksinya hingga Akhir Tahun Nanti
Namun, harapan ini sulit tercapai akibat ketegangan antara China dan negara-negara Barat yang semakin meningkat dan menuju pemisahan.
Meskipun demikian, penurunan harga batubara dianggap sudah mendekati titik terendah.
Lukman memprediksi bahwa harga batubara akan berada dalam kisaran US$ 135 hingga US$ 155 hingga akhir tahun.
Sementara itu, Sutopo memperkirakan bahwa harga batubara akan mencapai US$ 176,15 pada akhir kuartal ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News