Reporter: Abdul Basith, Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -BALIKPAPAN. Erick Thohir, Menteri. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memasang target enam bulan untuk mencari solusi atas kasus gagal bayar Jiwasraya senilai Rp 12,4 triliun.
Erick menyebut, langkah pertama Kementerian BUMN untuk menyehatkan Jiwasraya adalah membentuk holding BUMN khusus asuransi. "Supaya Jiwasraya nanti ada cash flow dan membantu nasabah yang hari ini belum mendapat kepastian,” ujar Erick saat mendampingi Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Timur, Rabu (18/12).
Erick menyebut, restrukturisasi menjadi cara untuk menyehatkan Jiwasraya. Erick menyebut, masalah Jiwasraya sudah muncul sejak tahun 2006 silam. Restrukturisasi terhadap Jiwasraya, ujar Erick, sudah dilakukan sejak medio 2009-2011 hingga kini. Namun proses restrukturisasi Jiwasraya membutuhkan proses yang cukup panjang. "Insya Allah dalam enam bulan ini kita coba persiapkan solusi-solusi yang salah satunya diawali dengan pembentukan holdingisasi pada perusahaan asuransi," katanya.
Presiden Jokowi sebelumnya mengakui kasus gagal bayar polis asuransi oleh PT Asuransi Jiwasraya (persero) bukan perkara ringan. Presiden melihat, masalah keuangan yang membelit Jiwasraya sebetulnya mulai terjadi sekitar 10 tahun lalu. Namun, dalam tiga tahun ini kondisinya memburuk dan pemerintah berkomitmen untuk mencarikan solusinya. "Ini bukan masalah ringan. Tapi setelah pelantikan, Pak Menteri BUMN, kemarin kita sudah rapat dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Gambaran solusinya sudah ada. Masih dalam proses," ujar Jokowi .
Jiwasraya mengalami gagal bayar terhadap polis asuransi JS Saving Plan sebesar Rp 12,4 triliun per Desember 2019. Saat rapat dengan pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat terungkap: bahwa dari 17.401 pemegang polis JS Plan, hanya 4.306 pemegang polis yang bersedia menerima tawaran roll over Jiwasraya. Nilai pertanggungan polis ini setara Rp 4,25 triliun.
Sisanya, ada 13.095 pemegang polis senilai Rp 11,5 triliun yang ogah menerima tawaran Jiwasraya untuk perpanjangan.
Menteri Erick harus memenuhi targetnya yakni segera menemukan solusi untuk menyelesaikan kewajiban Jiwasraya. Kegagalan membayar kewajiban Jiwasraya bisa mencoreng kepercayaan kepada negara sekaligus meruntuhkan kepercayaan public atas perusahaan negara sekaligus perusahaan asuransi. “Jadi jangan lama-lama, “ ujar Hotbonar Sinaga, pengamat asuransi. Kian lama tak selesai, ongkos penyehatan akan semakin mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News