kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ERAA masih bisa tumbuh tahun ini


Kamis, 16 Februari 2017 / 21:08 WIB
ERAA masih bisa tumbuh tahun ini


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penetrasi smartphone masih memiliki peluang untuk tumbuh di pasar Indonesia. Walaupun sudah berlakunya aturan Peraturan Menteri Perindustrian No 65/2016 yang mewajibkan smartphone 4G dan tablet memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 30% untuk hardware, software dan komitmen investasi.

Bagi PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) hingga saat ini belum terlalu menjadi masalah. Mengingat smartphone yang dijual sebagian besar sudah memenuhi aturan ini, dan sudah memiliki komitmen bagi yang belum.

Menurut Analis BCA Sekuritas Aditya Eka Prakasa melalui riset 13 Februari kemarin mengatakan semua smartphone 4G android yang dijual dalam portofolio ERA sudah memenuhi ketentuan dari aturan baru ini.

Begitu pula dengan Apple yang sudah menyatakan komitmen untuk membangun pusat research & development senilai US$ 44 juta di Indonesia selama tiga tahun ke depan.

”Karena komitmen itu, ERAA saat ini sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah untuk mengimpor gawai 4G khususnya saat ini 6S, 7 dan 7 Plus,” Kata Aditya.

Walaupun secara pendapatan tahun ini handphone premium tidak menjadi kontributor utama terhadap pendapatan perusahaan tahun ini.

Aditya menjelaskan secara volume terbesar penjualan perusahaan berasal dari gawai 4G kelas menengah ke bawah di rentang harga Rp 1 – Rp 3,5 juta. khususnya brand Taiwan, Seperti Lenovo, Asus, Xiaomi, dan Samsung. Karena life cycle gawai di kelas ini cenderung lebih pendek dibanding kelas high end. Sehingga penggantian gawai lebih sering dilakukan oleh penggunanya.

Tapi bukan berarti handphone kelas high end tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan, walaupun secara volume hanya memberikan porsi 10%-20% ke volume penjualan. Tapi gawai seperti Iphone 7 dan Galaxy Series dijual dengan harga yang tinggi, justru memberikan marjin keuntungan ke laba perusahaan.

Dengan potensi penjualan perangkat gawai yang masih tinggi, Aditya memprediksi ERAA masih tumbuh tahun ini dimana pendapatan perusahaan bisa tumbuh mencapai 15% mencapai Rp 28,2 triliun. Didorong meningkatnya penjualan secara volume mencapai 15,2 juta gawai atau naik 10%.

Senada Analis Kresna Securities Fransisca M Putri mengatakan, penjualan gawai ERAA akan didominasi dari produk gawai menengah ke bawah akan tumbuh signifikan dibanding high end. ”Khususnya produk Taiwan dan China,” kata Fransisca.

Saat ini ERAA masih menjadi perusahaan ritel dan distributor gawai terbesar. Dimana menggandeng 15 merek seperti Acer, Apple, Asus, Blackberry, Dell, HTC, Huawei, Lenovo, LG, Motorola, Nokia, Samsung, Sony, Xiaomi, dan Venera.

Melihat nilai teknologi yang semakin murah, Fransisca melihat sirkulasi penggantian smartphone akan semakin cepat. Dari catatannya hanya 28,4% customer yang menunggu penggantian smartphone mencapai jangka waktu satu tahun. Selebihnya rencana penggantian smartphone kurang labih hanya jangka waktu 6-12 bulan. Sehingga dengan situasi seperti ini menjadi katalis positif bagi ERAA.

Fransiska juga melihat strategi bekerjasama dengan perusahaan pembiayaan seperti AEON Credit Service, Spektra Multi Financing, Home Credit Indonesia. Karena dengan adanya fasilitas ini akan mendorong pembelian dari segmen menengah ke bawah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×