Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) segera merestrukturisasi utang. Perusahaan minyak dan gas (migas) ini bakal mengurangi beban utang dengan menggunakan skema konversi utang ke saham atau debt to equity swap.
Utang yang akan dikonversi berasal dari lima kreditur. "Nilai totalnya sekitar US$ 320 juta," ujar Chief Investor Relation ENRG Herwin Hidayat, Selasa (11/7).
Lima kreditur tersebut adalah Pro Strategic Investor Ltd., Intesa Sanpaolo, PST Finance, Bank of America Merrill Lynch, Mitsubishi Corporation Japan serta Japan Petroleum Exploration Co Ltd. Dari lima pinjaman tadi, tiga di antaranya, yakni pinjaman dari Japan Petroleum, Mitsubishi Corporation dan Intesa Sanpaolo, merupakan pinjaman sindikasi. Total nilainya sebesar US$ 266,38 juta.
Setelah konversi tersebut, kondisi keuangan ENRG diharapkan bisa menjadi lebih positif. Namun, Herwin enggan merinci target rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) setelah konversi tersebut terealisasi.
Sebagai gambaran, utang ENRG pada 2013 silam mencapai US$ 700 juta. ENRG terus mengurangi beban utangnya, hingga pada kuartal ketiga tahun lalu tinggal tersisa US$ 320 juta. "Jadi, bisa dibayangkan DER yang sudah bisa kami tekan," imbuh Herwin.
Konversi utang ini merupakan tindak lanjut atas aksi membundel saham alias reverse stock yang akan dilakukan ENRG. Akhirnya, emiten Grup Bakrie ini bisa segera merealisasikan rencana reverse stock.
Manajemen ENRG sudah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) ketiga yang berlangsung kemarin. "Kami akan reverse stock dengan rasio 8:1," ungkap Herwin.
Menyusul reverse stock tersebut, modal ditempatkan dan disetor ENRG berubah menjadi sekitar 6 miliar saham dari sebelumnya 49 miliar saham. Namun nilainya tidak berubah, tetap setara Rp 4,9 triliun, mengingat harga nominalnya berubah menjadi Rp 800 dari sebelumnya Rp 100 per saham.
Ini kali ketiga ENRG menggelar RUPSLB untuk membahas rencana tersebut. Dua RUPSLB sebelumnya batal lantaran tidak mencapai kuorum. "Kami mengharapkan kedua agenda tersebut (konversi utang dan reverse stock) bisa tuntas pada tahun ini," ujar Herwin.
Harga saham ENRG hingga kemarin belum bergeser dari posisi Rp 50 per saham alias saham gocap. Investor publik menguasai 85,37% saham ENRG. Adapun UBS AG SG S/A Reignwood Inter Investment Co Ltd memiliki 14,63% saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News