Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dapat restu 98% dari pemegang saham, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) siap melakukan refinancing utang senilai US$ 50 juta di 2019. Langkah ini baru bisa dieksekusi setelah emiten tersebut dua kali gagal mencapai kuorum dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Investor Relations PT Energi Mega Persada Tbk Herwin Hidayat mengatakan, RUPS yang digelar Selasa (5/3) dapat digelar usai mendapat kuorum kehadiran sebanyak 60,4% dari syarat minimal kehadiran yang ditentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 60%.
Resmi mendapat restu, ENRG berencana melunasi fasilitas pinjaman dari PST Finance Ltd yang jatuh tempo senilai US$ 50 juta. Emiten itu sudah mendapat fasilitas pinjaman baru dari kreditur Elektra Asset Ltd antara US$ 50 juta-US$ 60 juta.
"Kemudian, yang dimintakan persetujuan investor adalah, untuk menjaminkan atas saham saham perusahaan di beberapa aset sebagai agunan demi mendapatkan fasilitas pinjaman baru dari Elektra Asset Ltd tersebut," kata Herwin, Selasa (5/3).
Bahkan, dengan mendapat pinjaman baru, manajemen ENRG mengaku sebanyak US$ 4 juta atau Rp 60 miliar beban bunga bisa dihemat setiap tahunnya. Sebagai gambaran, pinjaman dari PST memiliki bunga sekitar 22%-23%, sedangkan pinjaman baru dari Elektra Asset dengan nilai yang sama, beban bunganya hanya 15% dengan tenor dua tahun.
"Jadi akan ada interest cost saving atau penghematan beban bungan 8% per tahun. diharapkan ini dapat menambah nilai bagi pemegang saham, karena tidak terlalu membebani laporan rugi ke depan," ungkapnya.
Direktur Keuangan dan PT Energi Mega Persada Tbk Edoardus Ardianto mengatakan, keuntungan dari interest saving yang mencapai Rp 60 miliar tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk mendanai kebutuhan operasional emiten.
Edo juga menegaskan dengan fasilitas pinjaman baru, tidak akan mengubah posisi utang perusahaan saat ini. Bahkan justru utang akan berkurang, dengan kemampuan menyicil utang dengan bunga yang lebih rendah.
"Mudah mudahan (pinjaman dari Elektra) masuk secepatnya di kuartal I atau kuartal II, dengan refinancing pinjaman baru untuk melunasi pinjaman lama. Jadi tidak ada penambahan utang, malah berkurang," ujarnya.
Sepanjang tahun ini, dia mengungkapkan ENRG akan terus memperbaiki posisi keuangan. Rencananya perusahaan juga akan merilis penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue. Dimana, emiten itu sudah mendapat restu dari pemegang saham untuk rights issue pada September 2018 lalu.
"Sesuai peraturan, kita ada waktu 12 bulan (terbitkan rights issue) jadi saat ini lagi memfinalisasi skema, termasuk menyelesaikan laporan keuangan 2018, karena untuk bisa submit prospektus harus disertai laporan keuangan," jelas Edo.
Sebagai informasi, sampai Juni 2018 pinjaman jangka panjang Energi Mega Persada berkisar US$ 200 juta, dan porsi utang jangka pendek sebesar US$ 90 juta. Namun sampai pertengahan November 2018, jumlahnya utang jangka panjang kami turun menjadi sekitar US$ 170 juta, dan jangka pendek menjadi US$ 80 juta.
Sebagai informasi, untuk aset Kangean ENRG memiliki 50% di sana. Sementara, total utang dari aset Kangean di 2019 tinggal US$ 77 juta dan ditargetkan lunas 100% tahun ini.
Hingga Desember 2018, kata Edo ENRG sudah menyicil pembayaran utang Kangean, dari total yang dibayarkan sebanyak US$ 80 juta. Di mana dari total utang tersebut ENRG berkontribusi 50%.
"Ada juga utang utang yang masih berjalan sekarang, itu schedule payment ada yang setiap bulan dan tiga bulan. Kita masih lakukan pembayaran baik pokok maupun bunga, sehingga otomatis itu (utang jangka panjang dan pendek) akan berkurang juga," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News