Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Katalis internal yang negatif menjadi beban bagi laju penguatan rupiah beberapa waktu terakhir.
Di pasar spot, Senin (21/3) valuasi rupiah melemah 0,27% ke level Rp 13.152 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah tergerus 0,86% di level Rp 13.160 per dollar AS.
Menurut Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures faktor internal menyumbang katalis negatif bagi mata uang Garuda ini.
“Diproyeksi, laba korporasi di kuartal satu 2016 ini memburuk, itu menjadi tekanan bagi pasar saham dan keuangan Indonesia,” ujar Christian.
Belum lagi, pelaku pasar masih memproyeksi adanya lanjutan pemangkasan suku bunga Bank Indonesia karena kecemasan terjadinya kredit macet di bank-bank.
Sementara dari sisi global, laporan kenaikan pasokan tembaga di Shanghai Futures Exchange dan pasokan minyak mentah mingguan Amerika Serikat menyeret turun beragam harga komoditas. "Itu juga ikut menekan rupiah sebagai mata uang yang erat kaitannya dengan komoditas," jelas Christian.
Tidak hanya itu, rontoknya bursa global juga membuat pelaku pasar cenderung beralih ke mata uang safe haven. "Lagi lagi yang diuntungkan karena ini ya USD," tambah Christian. Maka tekanan bagi rupiah pun kian melebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News