Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (7/10) hingga pukul 16:00 WIB, harga saham BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN memerah. Namun, harga satu saham bank besar lain, yaitu BBCA, mampu naik.
Penurunan harga terdalam terjadi pada saham Bank Negara Indonesia (BBNI), sedangkan penurunan terdangkal dialami saham Bank Mandiri (BMRI).
Berikut ini ringkasan perdagangan saham-saham bank besar tersebut:
Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Ketika bursa menutup hari perdagangan, saham BBRI berada di harga Rp 3.900 per saham. Dibandingkan dengan harga sebelumnya (Rp 3.950), berarti harga saham BBRI turun 1,27%. Pada awal perdagangan, saham BBRI dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 3.970 per saham.
Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 3.990 dan harga terendah Rp 3.860, saham BBRI ditutup turun Rp 50 dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga permintaan (bid) tertinggi Rp 3.900 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (offer) terendah di Rp 3.910 per saham.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBRI mencapai Rp 496,90 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 1.267.057 lot.
Bank Mandiri (BMRI)
Pada saat bursa tutup lapak, saham BMRI berada di harga Rp 6.350 per saham.
Dibandingkan harga penutupan sebelumnya (Rp 6.400), berarti harga saham BMRI turun 0,78%. Pada awal perdagangan, saham BMRI dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 6.475 per saham.
Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 6.475 dan harga terendah Rp 6.325, saham BMRI ditutup turun Rp 50 dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga permintaan (bid) tertinggi Rp 6.325 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (offer) terendah di Rp 6.350 per saham.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BMRI mencapai Rp 117,00 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 183.282 lot.
Bank Negara Indonesia (BBNI)
Saat perdagangan saham di bursa berakhir, saham BBNI berada di harga Rp 6.675 per saham.
Dibandingkan dengan harga sebelumnya (Rp 6.875), berarti harga saham BBNI turun 2,91%. Pada awal perdagangan, saham BBNI dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 6.925 per saham.
Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 6.950 dan harga terendah Rp 6.650, saham BBNI ditutup turun Rp 200 dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga permintaan (bid) tertinggi Rp 6.675 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (offer) terendah di Rp 6.700 per saham.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBNI mencapai Rp 147,50 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 218.030 lot.
Bank Tabungan Negara (BBTN)
Ketika bursa menutup hari perdagangan, saham BBTN berada di harga Rp 1.815 per saham.
Dibandingkan dengan harga sebelumnya (Rp 1.830), berarti harga saham BBTN turun 0,82%. Pada awal perdagangan, saham BBTN dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 1.840 per saham.
Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 1.870 dan harga terendah Rp 1.800, saham BBTN ditutup turun Rp 15 dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga permintaan (bid) tertinggi Rp 1.815 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (offer) terendah di Rp 1.820 per saham.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBTN mencapai Rp 43,80 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 238.966 lot.
Bank Central Asia (BBCA)
Dalam perdagangan saham di BEI kemarin, (7/10) saham BBCA berada di harga Rp 30.350 per saham.
Dibandingkan dengan harga sebelumnya (Rp 30.225), berarti harga saham BBCA naik 0,41%. Pada awal perdagangan, saham BBCA dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 30.350 per saham.
Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 30.400 dan harga terendah Rp 30.250, saham BBCA ditutup naik Rp 125 dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga permintaan (bid) tertinggi Rp 30.350 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (offer) terendah di Rp 30.375 per saham.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBCA mencapai Rp 344,30 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 113.411 lot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News