kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Empat emiten listing di bursa pekan ini


Kamis, 10 Desember 2015 / 07:45 WIB
Empat emiten listing di bursa pekan ini


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini kedatangan empat emiten baru. Keempat emiten tersebut adalah PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM), PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk (AMIN), PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) dan PT Kino Indonesia Tbk (KINO).

Dua Putra Utama Makmur mencatatkan sahamnya di BEI pada 8 Desember lalu. DPUM menjual 1,67 miliar saham, atau setara 40,12% modal ditempatkan dan disetor penuh ke publik. Dengan harga penawaran Rp 550 per saham, DPUM meraup dana segar sekitar Rp 921,2 miliar.

Hari ini, AMIN dan IDPR akan mulai beraksi di bursa. AMIN mendapatkan dana segar Rp 30,72 miliar dengan melepas 22% saham baru ke publik atau 240 juta saham. Harga penawaran perdana dipatok Rp 128 per saham.

Sedang IDPR mengantongi dana segar sekitar Rp 387,84 miliar dari IPO, dengan menerbitkan 303 juta saham baru ke publik. Jumlah ini setara dengan 15,13% total saham. Harga penawaran perdana IDPR dipatok Rp 1.280 per saham.

KINO akan menutup rombongan IPO pekan ini, Jumat (11/12). KINO melepas 228,57 juta saham, atau setara 16% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. KINO menargetkan dana segar sebesar Rp 868,65 miliar, dengan menawarkan saham di harga Rp 3.800 per saham.

David Sutyanto, analis First Asia Kapital, mengatakan, pengaruh empat emiten baru ini masih mini terhadap bursa. "Karena market-nya kecil jadi tidak akan berpengaruh banyak ke pergerakan transaksi BEI," kata David kepada KONTAN, Rabu (9/12).

Menurut David, hanya KINO yang memiliki market cukup besar. Selain itu, bisa dibilang emiten yang lain belum terlalu dikenal masyarakat luas. Sehingga tidak akan berdampak banyak untuk menggenjot transaksi di BEI. "Saat ini pasarnya memang kurang pas, beda dengan tiga tahun lalu," imbuh David.

Menurut dia, memburuknya kondisi pasar IPO sudah berlangsung tiga tahun terakhir. "Padahal perusahaan yang butuh dana banyak, tapi yang menyerap tidak ada," pungkas dia.

Tapi tahun depan pasar IPO akan lebih baik. Kata David, ini sesuai dengan outlook IMF dan Worldbank yang memprediksi IPO tahun depan akan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×