kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,77   -22,96   -2.48%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lahan KIJA tak sekadar di kawasan Jababeka


Selasa, 11 Juni 2013 / 06:20 WIB
Lahan KIJA tak sekadar di kawasan Jababeka
ILUSTRASI. Bukit Moko Bandung


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) akan menambah lahan di Cikarang dan luar Cikarang. KIJA menganggarkan belanja modal Rp 400 miliar-Rp 500 miliar untuk ekspansi ini.

Salah satu lokasi yang menjadi incaran KIJA adalah di Jawa Tengah. Namun, KIJA akan mengembangkan dulu lahan industri di Cikarang karena harga jual lahan yang terus naik. Manajemen KIJA menargetkan, tahun ini harga lahan industri akan naik 25%-33% menjadi Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per m². KIJA berharap, penjualan lahan industri di tahun ini sama seperti tahun lalu yaitu seluas 50 ha.

Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas mengatakan, ekspansi KIJA menambah lahan baru akan berdampak positif. Namun, dampaknya untuk jangka panjang, karena belum bisa beroperasi dan dijual. "Rata-rata membutuhkan waktu 8 bulan-12 bulan untuk mengolah tanah mentah menjadi tanah siap dijual dengan infrastrukturnya," ujar dia.

Menurut data Steven, per Maret 2013, KIJA memiliki lahan (landbank) sebanyak 1.168 ha di Cikarang. Menurut dia, KIJA mungkin akan menambah lahan lagi di Cikarang sebanyak 1.000 ha. "Padahal tanpa akuisisi itu, total landbank KIJA 3.059 ha, terbesar diantara perusahaan pengelola kawasan industri dan terbesar kedua diantara perusahaan properti," kata dia.

KIJA juga berencana mengembangkan bisnis di Jawa Tengah di lahan seluas 3.000 ha. Namun pengembangan ini dilakukan setelah Cikarang. "Per Maret 2013, landbank di Jawa Tengah baru ada 134 ha," kata Steven. Sehingga kontribusi ke kinerja, baru akan berasal dari Cikarang.

Menurut Steven, lahan baru ini belum dapat memberikan kontribusi dalam tahun ini karena perlu mengembangkan fasilitas di wilayah itu untuk meningkatkan nilai jual.

Melvina Wildasari, analis Trimegah Securities mengatakan, prospek lahan yang akan diakuisisi akan tergantung penggunaannya nanti. "Bisa untuk industrial atau residensial," kata dia.

Hanya saja, menurut Melvina, penggunaan lahan akan lebih prospektif jika untuk residensial. "Demand lahan industrial di kuartal pertama tidak sebanyak tahun lalu," ujar dia. Prospek residensial juga lebih luas daripada industrial. Itu karena banyak pekerja di kawasan industri yang membutuhkan hunian, terutama pekerja ekspatriat yang cukup potensial.

Melvina mengatakan, harga tanah industrial saat ini sudah cukup tinggi di US$ 170-US$ 200 per m², sehingga potensi kenaikannya terbatas.
Selain dari lahan, kini KIJA juga mendapat sumber pendapatan dari pendapatan berulang yaitu bisnis power plant & dry port. "KIJA memiliki porsi recurring income terbesar di sektornya yaitu 43% di kuartal I-2013 dari power plant," kata Steven.

Analis Bahana Securities, Salman Fajari Alamsyah dalam risetnya Maret lalu menghitung, power plant berkontribusi US$ 105 juta ke pendapatan KIJA di tahun ini. Salman merekomendasikan, beli saham KIJA dengan target Rp 380 per saham. 

Steven juga merekomendasikan beli dengan target di Rp 428. Ini mencerminkan PER 15,4 kali, lebih kecil dari PER sektornya 17,3 kali. Melvina pun menyarankan beli saham KIJA di harga Rp 470 dengan PER 12,6 kali. Kemarin, harga KIJA turun 2,67% di Rp 365 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×