kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.399   -12,00   -0,07%
  • IDX 6.455   -60,26   -0,92%
  • KOMPAS100 925   -0,95   -0,10%
  • LQ45 725   -1,62   -0,22%
  • ISSI 202   -1,45   -0,71%
  • IDX30 377   -1,46   -0,39%
  • IDXHIDIV20 451   -2,90   -0,64%
  • IDX80 105   0,02   0,02%
  • IDXV30 109   0,41   0,38%
  • IDXQ30 124   -0,43   -0,35%

Emiten Transportasi Berpotensi Tuai Cuan Saat Lebaran, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 16 Maret 2025 / 13:36 WIB
Emiten Transportasi Berpotensi Tuai Cuan Saat Lebaran, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Emiten jasa transportasi memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan layanan transportasi darat, baik untuk perjalanan dalam kota maupun jarak jauh.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa transportasi berpotensi diuntungkan dengan adanya momentum libur lebaran 2025. Di sisi lain, persaingan pasar yang ketat akan menjadi tantangan tersendiri bagi emiten-emiten di sektor tersebut.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menyampaikan, emiten jasa transportasi memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan layanan transportasi darat, baik untuk perjalanan dalam kota maupun jarak jauh. 

Momentum ramadan dan lebaran dipandang menjadi sentimen positif bagi sektor jasa transportasi. Banyak masyarakat yang membutuhkan transportasi umum baik untuk keperluan mudik lebaran maupun silaturahmi dalam jarak dekat.

“Momentum ramadan dan lebaran menjadi katalis positif yang dapat mendorong lonjakan permintaan transportasi,” tutur dia, Jumat (14/3).

Baca Juga: Express Group (TAXI) Kembali Beroperasi di Jabodetabek,Hadir dengan Armada Listrik

Senada, Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto juga menyebut, permintaan terhadap jasa transportasi akan meningkat selama musim mudik lebaran berlangsung. Sentimen ini tentu perlu dioptimalkan oleh tiap emiten jasa transportasi demi meningkatkan kinerja operasional dan keuangannya.

Di luar faktor musiman tadi, persaingan pasar jasa transportasi diperkirakan bakal makin ketat. Apalagi, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) kembali meramaikan industri taksi setelah mengoperasikan lagi armadanya di wilayah Jabodetabek melalui kerja sama dengan Grup GOTO. Sebelumnya, TAXI sempat menghentikan kegiatan bisnis taksi konvensionalnya paska pandemi Covid-19.

TAXI telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Rekan Anak Bangsa, anak usaha dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sejak November 2024. Pada Desember 2024, TAXI mulai kembali melayani masyarakat dengan armada terbaru berupa mobil listrik BYD M6. Untuk mendukung operasionalnya, TAXI juga telah melengkapi pool armadanya dengan fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Ekky menilai, TAXI cukup diuntungkan lantaran kini beroperasi kembali dengan dukungan ekosistem GOTO. Kerja sama antar kedua entitas ini tentu akan memperketat pangsa pasar layanan transportasi konvensional maupun ride hailing.

Dari sisi inovasi, maraknya kendaraan listrik juga menjadi peluang baru bagi sektor transportasi sekaligus memacu lagi persaingan yang ketat di sektor ini. Beberapa emiten pun sudah mulai mengadopsi armada taksi listrik untuk meningkatkan efisiensi operasional dan menekan biaya bahan bakar.

Selain TAXI, PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga memiliki armada taksi listrik melalui model BYD E6, BYD T3, dan Tesla Model X. Kedua emiten ini juga menghadapi tantangan dari perusahaan taksi baru asal Vietnam, yakni Xanh SM, yang seluruh armadanya berupa taksi listrik. 

Baca Juga: Strategi Blue Bird (BIRD) Maksimalkan Layanan Jelang Ramadan dan Lebaran 2025

William berpendapat, masifnya penetrasi kendaraan listrik bisa memicu kenaikan kinerja emiten jasa transportasi, walaupun belum tentu signifikan.

“Kenaikan permintaan bukan semata karena kendaraan listriknya, tapi hal yang paling berpengaruh adalah permintaan terhadap aspek transportasi umumnya,” ungkap William, Jumat (14/3).

Di sisi lain, sentimen negatif seperti risiko kenaikan harga BBM dan suku bunga juga turut diwaspadai oleh emiten jasa transportasi lantaran dapat menekan margin keuntungan mereka, terutama bagi perusahaan yang menanggung biaya operasional tinggi.

Untuk sektor ini, William merekomendasikan speculative buy untuk saham BIRD dengan support di level Rp 1.455 per saham dan resistance di level Rp 1.565 per saham, serta target harga di kisaran Rp 1.595—1.635 per saham.

Dia juga merekomendasikan trading buy saham GOTO dengan support di level Rp 77 per saham dan resistance di level Rp 80 per saham serta target harga di kisaran Rp 87—90 per saham. 

Ada pula saham PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA) yang direkomendasikan trading buy dengan support di level Rp 111 per saham dan resistance di level Rp 122 per saham serta target harga di kisaran Rp 125—130 per saham.

Baca Juga: WEHA Pacu Ekspansi pada 2025, Tambah 95 Armada Baru untuk Dominasi Pasar!

Sementara itu, Ekky menilai saham BIRD dan GOTO menarik untuk dikoleksi investor untuk jangka menengah dan panjang. BIRD dipandang memiliki valuasi menarik dengan jaringan operasional taksi yang luas di Indonesia, sedangkan GOTO telah menunjukkan perbaikan kinerja keuangan.

Dia pun merekomendasikan beli kedua saham tersebut dengan target harga Rp 2.000—2.200 per saham untuk BIRD dan Rp 100—120 per saham untuk GOTO.

Selain itu, saham WEHA juga dapat dibeli untuk investasi jangka pendek berkat adanya momentum dan lonjakan harga. Investor dapat memperhatikan saham WEHA jika harganya kembali ke kisaran Rp 100—104 per saham dengan target kenaikan ke level Rp 120—140 per saham. Opsi cut loss bisa ditempuh investor jika harga saham emiten ini ditutup di bawah Rp 100 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana turut merekomendasikan speculative buy saham BIRD dengan support di level Rp 1.455 per saham dan resistance di level Rp 1.565 per saham, serta target harga Rp 1.595—1.635 per saham. 

Dia juga merekomendasikan trading buy saham GOTO dengan support Rp 77 dan resistance Rp 80 serta target harga Rp 87—90 per saham. Rekomendasi trading buy juga disematkan untuk WEHA dengan support di level Rp 111 per saham dan resistance Rp 122 per saham serta target harga Rp 125—130 per saham.

Selanjutnya: Begini Cara Penukaran Uang Baru di Bank BJB Sebelum Lebaran 2025

Menarik Dibaca: Kenapa Gula Darah Tetap Tinggi Meskipun Sudah Makan Sehat?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×