Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Peluang network infrastructure sharing juga menjadi salah satu sentimen yang menurutnya akan mempengaruhi. Walaupun dapat menghemat, karena bisa menumpang di spektrum perusahaan lain, tetapi, yang ditumpangi berpotensi dirugikan, karena bisnisnya disaingin secara head-to-head.
Sentimen negatif dari lebih lambatnya pemulihan daya beli masyarakat juga menurutnya dapat menjadi sentimen negatif bagi sektor telekomunikasi. “Pasalnya, belanja paket data internet merupakan kebutuhan sekunder, bukan yang utama selayaknya sandang, pangan, dan papan,” katanya.
Di akhir tahun ia melihat kinerja emiten di sektor ini akan sejalan dengan perkiraannya, karena konsolidasi-konsolidasi yang baru-baru ini mulai butuh waktu untuk memberikan dampak positif bagi laba emiten.
Baca Juga: Merger Indosat Ooredoo dan 3 Indonesia menanti keputusan terkait spektrum frekuensi
Tantangan utama saat ini menurut Steven adalah bagaimana TLKM, ISAT, dan EXCL dapat mempertahankan margin EBITDA-nya, yang menjadi tolak ukur efisiensi bagi emiten telekomunikasi.
Dalam amatannya, saat ini beban karyawan signifikan mempengaruhi beban operasional emiten telekomunikasi sebesar 30%. Beban promosi dan iklan juga menurutnya jangka pendek akan memperberat kinerja di tengah sengitnya persaingan bisnis telekomunikasi.
Steven rekomendasikan TLKM dan EXCL di sektor telekomunikasi saat ini. Ia rekomendasikan beli TLKM dengan target harga Rp 4.020 per saham, dan rekomendasikan beli EXCL dengan target harga Rp 3.100 per saham.
Selanjutnya: Merger dengan Tri, Peringkat Utang Indosat (ISAT) Bisa Diturunkan Hingga Dua Tingkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News