Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten kian ekspansif di tengah pemulihan ekonomi yang masih bergulir. Beberapa emiten juga mengalokasikan belanja modal lebih tebal dari tahun sebelumnya.
Misalnya, ada PT Astra International Tbk (ASII) yang menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 18 triliun-Rp 20 triliun pada 2022. Nilai tersebut hampir mendekati anggaran capital expendeture (capex) ASII sebelum pandemi Covid-19.
Pada 2019 silam, belanja modal ASII ada di kisaran Rp 21 triliun. Namun, selama pandemi yang dimulai pada 2020, capex ASII hanya Rp 8 triliun. Kemudian, capex ASII mulai naik menjadi Rp 9,2 triliun di tahun lalu.
Baca Juga: Harga Saham ASII Naik 20% Ytd, Hari Ini (23/8) Saatnya Jual Atau Beli?
Head of Investor Relations PT Astra International Tbk (ASII) Tira Ardianti menuturkan bahwa grup Astra telah membelanjakan sekitar Rp 7,6 triliun belanja modal pada semester pertama 2022.
"Belanja modal utamanya kami gunakan untuk pengadaan alat berat PT Pamapersada Nusantara (Pama), renovasi, pengembangan diler otomotif, investasi digital dan lainnya," ujar Tira kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Pada paruh kedua tahun ini, Tira menyebut sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk belanja modal rutin dan juga rencana investasi ASII ke depan. Tapi, Tira belum dapat menyampaikan detailnya.
Baru-baru ini, melalui anak usahanya yakni PT United Tractors Tbk (UNTR), Grup Astra juga resmi menambah kepemilikan saham di PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM) dengan total nilai transaksi Rp 176,5 miliar.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis menerangkan UNTR telah menggunakan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 3,1 triliun hingga paruh pertama tahun ini. Serapan capex tersebut setara dengan US$ 209 juta dari total belanja modal yang dianggarkan untuk tahun ini sebesar US$ 750-US$ 800 juta.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Serap Belanja Modal Rp 3,1 Triliun pada Semester I
Lebih lanjut Sara menjelaskan, sisa belanja modal akan digunakan pada semester kedua tahun ini. Ia mengaku, penggunaan belanja modal sejauh ini masih sesuai dengan rencana perusahaan.
Dalam catatan Kontan.co.id, emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga telah menyerap belanja modal sebesar Rp 497,2 miliar pada semester I 2022. Jumlah tersebut naik dari realisasi capex periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp 382,9 miliar.
Manajemen AALI mengungkapkan serapan capex yang lebih besar tersebut didukung oleh meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Kondisi yang lebih baik ini membuat mobilitas pegawai dan operasional di kebun perusahaan menjadi lebih leluasa.
Sebagian besar capex AALI digunakan untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan dari kegiatan penanaman kembali (replanting).
Kemudian ada emiten grup Emtek mulai menggejot pengembangan di berbagai lini bisnis dengan menggelontorkan belanja moda lebih tebal. Wakil Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), Sutanto Hartono mengatakan, EMTK mengalokasikan belanja modal 60% lebih besar dari tahun 2021 atau sekitar Rp 720 miliar.
Baca Juga: Perjalanan Kongsi Emtek (EMTK), Ant Group, Sinarmas (DSSA) dan Lazada di DANA
EMTK telah menggunakan sekitar 50% belanja modal pada semester pertama tahun ini. "Sebagian besar belanja modal tahun ini akan dialokasikan untuk bisnis media dan healthcare perseroan," ungkapnya dalam paparan publik EMTK.
Sutanto menjelaskan, bisnis media akan menyerap belanja modal lebih besar seiring dengan kewajiban migrasi dari siaran televisi analog ke digital. Sementara untuk bisnis layanan kesehatan membutuhkan belanja modal guna membeli peralatan medis dan pembangunan fasilitas dari tahun sebelumnya.
Sekarang ini, EMTK mengoperasikan delapan rumah sakit yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Ke depannya, ia mengungkapkan bahwa EMTK selalu membuka kemungkinan untuk menambah atau mengakuisisi rumah sakit lagi.
Anak usaha EMTK yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga menyiapkan belanja modal sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar di tahun ini. Anggaran belanja modal SCMA tersebut meningkat sekitar 75% dari realisasi belanja modal tahun buku 2021 yang senilai Rp 200 miliar.
Sampai semester 1-2022, SCMA sudah menggunakan sekitar 50% pada semester pertama 2022. Capex ini terutama untuk pengembangan dua hal, pertama fasilitas produksi konten. Kedua, pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan untuk migrasi ke digital.
Baca Juga: Prospek Bisnis Kian Menjulang, Mitratel (MTEL) Menaikkan Target Pendapatan Tahun Ini
Selanjutnya, ada emiten PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel (MTEL) yang sudah menyerap 85,7% dari anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) hingga semester I-2022.
Asal tahu saja, MTEL menganggarkan belanja modal sebesar Rp 14 triliun di tahun ini. Artinya, perusahaan telah menggunakan capex sebesar Rp 12 triliun di enam bulan pertama di 2022. Manajemen MTEL mengungkapkan alokasi Rp 12 triliun itu sudah termasuk untuk mendanai akuisisi 6.000 tower Telkomsel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News