kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten semen masih akan lesu 2017, ini sebabnya


Senin, 26 Desember 2016 / 21:15 WIB
Emiten semen masih akan lesu 2017, ini sebabnya


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Emiten semen diprediksi masih belum mengalami kemajuan signifikan dalam penjualan tahun 2017. Hal ini karena penjualan properti masih tumbuh lambat .

Hingga Oktober 2016 penjualan semen mencapai 50,76 juta ton, naik tipis 1,6% dibandingkan periode sama tahun lalu. Untuk penjualan pada Oktober 2016 menyusut 7,9% year to year (yoy) menjadi 6,06 juta ton.

Selama 10 bulan pertama 2016, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat penjualan 21,2 juta ton, naik tipis 1,3% dibanding periode sama tahun lalu. Kemudian PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) penjualannya turun 3,6% menjadi 13,2 juta ton. Penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) turun paling dalam yaitu 10,6% menjadi 6,2 juta ton dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) naik 3,6% menjadi 1,3 juta ton.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menyampaikan saat ini bisnis semen masih dibilang kurang bagus meskipun masih tetap mendapatkan laba. Hal ini disebabkan lesunya penjualan sektor properti yang menjadi market terbesar emiten semen, meskipun pemerintah saat ini sedang menggenjot infrastruktur.

“Mereka masih survive, masih bisa untung tapi pada dasarnya pertumbuhannya tidak bagus,” ujar Satrio kepada KONTAN, Senin (26/12).

Tahun depan kinerja sektor semen ini akan tertolong oleh infrastruktur, sebab pemerintah masih akan terus menggenjotnya. Namun kinerjanya bisa dibilang masih pada tahap aman saja belum masuk kategori bagus karena sektor properti masih belum akan membaik di tahun depan.

Selain itu, ada risiko juga dari sisi harga minyak yang diprediksi akan naik. Jika suatu saat PLN menaikkan harga listrik maka ini juga akan bermasalah pada saham semen, sebab pabrik semen sangat membutuhkan pasokan listrik. “Ada risikonya kalau tarif minyak naik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×