kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten sektor batubara makin kuat, saham INDY dan PTBA jadi favorit


Minggu, 10 Juni 2018 / 14:24 WIB
Emiten sektor batubara makin kuat, saham INDY dan PTBA jadi favorit
ILUSTRASI. Kapal tongkang batubara


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melambungnya harga komoditas batubara tentu mendongkrak performa harga sejumlah saham di sektor ini. Hingga akhir perdagangan Jumat (8/6), harga saham ADRO dan ITMG masing-masing naik 1,85% dan 39,4%. Sementara, harga saham INDY mendulang kenaikan sebesar 35,74%. Yang paling fantastis ialah harga saham PTBA yang melonjak 82,1% year to date (ytd).

Senior Analyst Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar, menilai, PTBA dan INDY saat ini menjadi emiten yang paling menarik untuk dilirik. Namun, jika memilih satu di antaranya, pilihan William jatuh pada saham INDY.

"INDY sangat menarik dari segi valuasinya yang masih sangat murah. Tambah lagi, prospek kinerja INDY akan sangat cerah dengan bergabungnya Kideco," ungkap William.

Kelebihan INDY yang lainnya terdapat pada rantai suplai yang saling terintegrasi dengan anak-anak usahanya, yakni MBSS dan PTRO. Selain itu, menurut perhitungan William, saat ini harga saham INDY mencerminkan price earning (PE) ratio sekitar 6 kali, jauh lebih rendah ketimbang saham emiten lain di sektornya. Ia juga memproyeksi, harga saham INDY masih berpotensi mengalami upside hingga 34,5% hingga akhir tahun nanti.

Senada, Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe, juga merekomendasikan INDY sebagai jagoan saham di sektor batubara saat ini. Menurutnya, investor patut mempertimbangkan saham emiten batubara dari segmen bisnis pembangkit listriknya.

"Pembangkit listrik itu bisa dibilang hilir dari bisnis batubara. Jadi, emiten yang punya segmen bisnis ini prospeknya bisa dibilang lebih cerah. INDY sudah punya, sementara ADRO dan PTBA sedang memprosesnya," tutur Kiswoyo, Jumat (8/6).

Untuk itu, Kiswoyo merekomendasikan beli saham INDY dengan target harga Rp 4.500 per saham. Sementara, William juga memberi rekomendasi beli saham INDY dengan menaikkan target harga dari sebelumnya Rp 4.100 menjadi Rp 5.500 per saham. Target harga tersebut mencerminkan PER sebesar 11 kali dan masih berpotensi untuk naik secara signifikan.

Adapun, analis BCA Sekuritas Prasetya Gunadi, lebih memilh merekomendasikan beli saham PTBA. Menurutnya, PTBA masih memiliki ruang untuk mentransfer kelebihan kuotanya pada penambang batubara lain. Selain itu, PTBA juga masih terlibat kontrak dengan PLN untuk menyuplai sekitar 12 juta ton batubara setiap tahunnya, jauh melebihi kewajiban DMO sebesar 25%.

"PTBA juga berencana menjual lebih banyak batubara kalori rendah di pasar ekspor," kata Prasetya. Ia pun memberi target harga PTBA sebesar Rp 4.700 per saham.

Kendati demikian, Prasetya berpendapat, sektor batubara tetap berpotensi mengalami pembalikan tren harga. Terutama, pemerintah China saat ini tengah berupaya melakukan intervensi untuk membawa turun harga batubara ke level US$ 90 per metrik ton.

Segendang sepenarian, William juga menilai, harga batubara bisa saja berbalik turun. Kondisi tersebut paling mungkin terjadi pada masa-masa pergantian musim di mana biasanya permintaan batubara akan berkurang drastis dan menyeret harga turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×