Reporter: Narita Indrastiti, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah tahun lalu tertahan pemilihan umum, emiten kakap di Indonesia kembali bersiap berekspansi. Beberapa emiten besar sudah memasang kuda-kuda memacu bisnis di tahun depan. Hal itu tecermin dari keputusan beberapa emiten yang mendongkrak anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2015.
Contohnya Grup Astra. Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII), pernah bilang, perusahaan ini akan mengerek capex 2015 antara 10%-20% dari capex 2014 yang antara Rp 15 triliun-Rp 17 triliun. Berarti capex ASII di 2015 sekitar Rp 16,5 triliun-Rp 20,4 triliun.
Prioritas utama penggunaan capex itu untuk pengembangan bisnis infrastruktur. ASII tengah merampungkan ruas jalan tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km. ASII menguasai ruas ini melalui anak usaha PT Astratel Nusantara. Tahun depan, Grup Astra juga mengincar proyek pembangkit listrik mulut tambang di Sumatera Selatan senilai US$ 900 juta. Kini proyek itu masih dalam proses tender.
PT Sentul City Tbk (BKSL) juga berniat lebih ekspansif. Emiten properti ini menyiapkan anggaran Rp 700 miliar di tahun depan, naik 16,7% daripada anggaran belanja tahun ini. BKSL akan menggunakannya untuk mengembangkan 14 produk baru properti dengan total 2.313 unit senilai Rp 1,94 triliun.
Dari sektor farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengalokasikan capex antara Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun, lebih tinggi dari tahun ini yang maksimum Rp 1,2 triliun. Emiten saham ini sudah mengagendakan tiga ekspansi tahun depan, yaitu menambah kapasitas produk farmasi dan nutrisi menjadi 30%-50% dari kapasitas saat ini dan meluncurkan 10-15 produk baru. KLBF juga lebih serius masuk pasar Asia Tenggara.
Analis Indosurya Securities, William Surya Wijaya menilai, rencana beberapa emiten memacu ekspansi di 2015 merupakan kompensasi terbatasnya ruang gerak tahun ini. Di tahun politik, mereka memilih wait and see hasil pemilu dan menanti arah kebijakan pemerintah baru.
"Sekarang mereka mulai melihat arah kebijakan pemerintah," kata dia. Tak semua emiten besar agresif. PT Jasa Marga Tbk justru memangkas capex dari Rp 5,4 triliun tahun ini menjadi Rp 3,85 triliun di 2015.
Menurut Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan Jasa Marga, capex tahun depan turun karena beberapa proyek jalan tol sudah tuntas tahun ini. PT Timah Tbk (TINS) kemungkinan juga mengalokasikan capex tak jauh berbeda dengan tahun ini, antara Rp 700 miliar-Rp 1 triliun.
"Fokus kami bukan menambah anggaran, tapi memacu penyerapan," terang Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS, akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News