Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor ritel didukung meningkatnya daya beli masyarakat seiring pemulihan ekonomi. Tingkat konsumsi kembali meningkat setelah tertahan selama masa pandemi dan inflasi yang tinggi.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menyoroti bahwa Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) sedikit menurun di bulan Juni, tetapi tetap berada pada level optimistis di level 127,1 dibandingkan 128,3 di bulan Mei 2023. Data IKK Indonesia masih menunjukkan bahwa konsumen mempertahankan kepercayaan saat ini dan kondisi perekonomian Indonesia ke depan.
Data penjualan eceran juga menunjukkan pertumbuhan di Juni 2023 yang menjadi level pertumbuhan tertinggi dalam 14 bulan terakhir. Menurut survei Bank Indonesia (BI) terhadap penjualan eceran domestik, indeks penjualan eceran mencatat pertumbuhan akselerasi 8,0% YoY di bulan Juni dibandingkan kontraksi 4,5% YoY yang terjadi di bulan Mei 2023.
Di sisi lain, inflasi Indonesia diperkirakan akan terus moderat dengan mendekati sekitar 3,0% YoY. Penurunan tajam pada inflasi bulanan diyakini bisa berangsur terjadi mulai dari bulan September sampai Desember tahun ini.
“Serupa dengan indeks kepercayaan konsumen, kami yakin bahwa perlambatan inflasi dampak positifnya tinggi terhadap penjualan ritel di sepanjang sisa tahun ini,” ungkap Rully dalam riset 14 Juli 2023.
Baca Juga: Kinerja Emiten Rokok Kian Mengepul, Cek Rekomendasi Saham GGRM dan HMSP
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, stabilitas pemulihan ekonomi didukung oleh daya beli dan konsumsi yang terjaga dengan baik. Hal ini memberikan dampak positif bagi sektor ritel kebutuhan sehari-hari yang pada akhirnya dapat menemukan kembali momentumnya, setelah sebelumnya terdampak dengan pandemi.
Lolosnya Indonesia dari kondisi pandemi menuju endemi mendorong daya beli dan konsumsi meningkat. Hanya saja, persepsi masyarakat terhadap harga dan nilai barang cenderung berubah untuk mencari yang lebih murah dan berkualitas. Penjualan ritel juga semakin kompetitif seiring menjamurnya toko online dengan segala kemudahannya, meskipun masyarakat sudah kembali kepada toko offline pasca-pandemi.
“Selama harganya (toko offline) tidak bisa bersaing dengan toko online, hal ini akan mengakibatkan kinerja pemulihan ritel menjadi terbatas,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Jumat (4/6).
Pemulihan sektor ritel tetap berjalan, tetapi masyarakat cenderung memilih mana yang terbaik seiring makin banyaknya pilihan produk. Dengan semakin banyaknya pilihan, orang akan memilih yang terbaik dengan harga yang terjangkau.
Baca Juga: Kinerja Emiten Kelapa Sawit Tertekan, Simak Rekomendasi Analis
Nico melihat, paruh kedua tahun ini mungkin sektor ritel akan terangkat momentum festive season menjelang perayaan Natal dan tahun baru. Namun, semuanya akan kembali lagi tergantung pada strategi perusahaan dalam menyampaikan inisiatif untuk terus mengembangkan bisnis dan mengatasi risiko persaingan.
Kendati demikian, Analis JP Morgan Sekuritas Henry Wibowo mengungkapkan bahwa ancaman bagi toko ritel atas kehadiran penjual online ke depannya akan segera teratasi. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM berupaya melindungi UMKM lokal dengan melarang perdagangan ritel dari luar negeri tanpa melalui mekanisme impor.
“Kami percaya pemerintah secara proaktif mendengarkan umpan balik dari UKM lokal dan mencoba merevisi peraturan yang ada untuk menciptakan level of playing field bagi semua pedagang,” tulis Henry dalam riset 25 Juli 2023.
Baca Juga: Kinerja Emiten Komponen Otomotif Ciamik di Semester I, Simak Rekomendasi Sahamnya
Jika revisi Permendag No.50/2020 selesai, maka diyakini bisa memberikan dampak positif bagi merchant dan UKM lokal. Selain itu, dampaknya positif bagi platform e-commerce yang memiliki komposisi merchant lokal yang besar, sementara di waktu yang bersamaan berdampak negatif untuk platform yang memiliki beberapa pedagang asing dan barang impor langsung.
Seperti diketahui, industri ritel saat ini terancam era jual beli yang jauh lebih gampang menyusul kehadiran aplikasi untuk memesan via chat ataupun live sosial media seperti TikTok shop. Meskipun, sudah banyak perusahaan ritel yang menguatkan penjualan online salah satunya PT Ace Hardware Tbk (ACES) melalui ruparupa.com.
Terlepas dari hal itu, Henry mengamati tren konsumsi domestik yang kuat yang tercermin dari lonjakan penyaluran kredit perbankan. Likuditas yang cukup karena rekening tabungan terus tumbuh menambah sentimen positif dari pembukaan kembali akses masyarakat ke pusat perbelanjaan usai dihantam pandemi.
Berikat rekomendasi saham emiten-emiten ritel yang dapat dicermati dari beberapa analis. Simak ulasannya.
1. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
MAPI bisa mendapatkan pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dan berkelanjutan berkat ekspansinya ke pasar Asia Tenggara. MAPI telah memasuki pasar Kamboja di antaranya lewat merek Inditex (Zara) dan Digibox (Apple Store). Teranyar, MAPI melalui anak usahanya di bidang ritel produk olahraga yaitu PT MAP Aktif Perkasa Tbk (MAPA) mendapatkan waralaba Foot Locker untuk Asia Tenggara, termasuk Singapura dan Malaysia karena kinerja operasi yang kuat di Indonesia.
Sementara, anak usaha MAPI di bidang ritel makanan dan minuman yaitu PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) berharap pemulihan operasi dapat segera terjadi karena harga bahan baku telah melunak. Ekspansi pembukaan gerai tetap berlanjut lewat merek Starbucks ataupun Subway di Indonesia.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 2.000 per saham
Analis UOB Kayhian Stevanus Juanda dalam riset 4 Juli 2023
Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Topang Kinerja Ritel
2. PT ACE Hardware Tbk (ACES)
Tahun ini merupakan tahun yang solid bagi PT Ace Hardware Tbk (ACES). Kinerja ACES bakal didukung hasil dari ekspansi pembukaan gerai baru dan aktivitas penjualan online.
Kinerja ACES akan ditopang oleh ekspansi gerai baru, terutama di wilayah luar Jawa. Hingga akhir tahun, emiten sektor ritel ini diperkirakan akan membuka 15 gerai baru. Di semester pertama 2023, ACES telah membuka 8 gerai baru yang mayoritas berada di daerah luar Jawa. Sementara hanya terdapat 1 gerai baru yang berada di wilayah Jawa.
Selain penjualan toko fisik, faktor lain yang berpotensi mendukung performa ACES ke depan adalah penjualan online. Penjualan online ACES melalui ruparupa.com juga telah meningkat karena didukung promo-promo eksklusif yang hanya diberikan pada platform tersebut.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 840 per saham
Analis Samuel Sekuritas Ashalia Fitri & Pebe Peresia dalam riset 18 Juli 2023
Baca Juga: ERAA dan ACES Getol Ekspansi, Simak Prospek Bisnis dan Rekomendasi Sahamnya
3. PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF)
LPPF mencatatkan laba bersih semester I-2023 sebesar Rp 684 miliar atau lebih rendah 25,5% YoY dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Penjualan LPPF di kuartal kedua 2023 mencerminkan musim Lebaran yang lembut dengan turunnya penjualan sebesar 2% YoY dan pertumbuhan penjualan tiap toko (SSSG) turun 6% YoY di kuartal II-2023.
Minim katalis yang kuat untuk LPPF hingga Lebaran tahun depan. Manajemen LPPF saat ini tengah menilai dampak terhadap kinerja dari adanya musim back to school yang jatuh pada bulan Juli 2023.
Penjualan LPPF diharapkan meningkat lebih jelas di kuartal IV-2023. Strategi LPPF termasuk peluncuran private label yakni Suko dan Good Anyday yang terus melanjutkan ekspansi pembukaan toko.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 5.000 per saham
Analis Indo Premier Sekuritas Lukito Supriadi dalam riset 28 Juli 2023
Baca Juga: Matahari Laporkan Pertumbuhan Penjualan Kotor 1H23 Sebesar 3,2% Jadi Rp 7,4 Triliun
4. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
Penjualan ponsel ERAA mungkin menghadapi tantangan ke depan karena permintaan domestik yang lebih rendah terkait dengan konsumsi rumah tangga yang lebih selektif. Serta, tidak ada faktor pendorong yang signifikan pada paruh kedua 2023 kecuali Natal dan perayaan akhir tahun, sehingga bisa mengakibatkan permintaan gadget yang lemah sepanjang tahun 2023.
Namun, prospek ERAA dinilai masih cenderung positif karena pelanggannya merupakan segmen menengah ke atas, yang dianggap kurang khawatir tentang masalah daya beli. Penjualan ERAA utamanya masih ditopang segmen Telepon Seluler dan Tablet hingga semester I-2023.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 740 saham
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Nicko Yosafat dalam riset 2 Agustus 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News