CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Emiten Properti Melirik Prospek Pengembangan Ibu Kota Baru


Rabu, 09 Februari 2022 / 07:00 WIB
Emiten Properti Melirik Prospek Pengembangan Ibu Kota Baru


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa pengembang properti telah mengamankan beberapa lahan di sekitar daerah ibu kota baru. Bahkan, beberapa emiten telah mengembangkan proyek propertinya di sana. Salah satunya, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Direktur APLN, Anak Agung Mas Wirajaya menyebutkan pihaknya telah memiliki lahan strategis di dua kota penyangga dari ibu kota baru, yakni Balikpapan dengan proyek Borneo Bay City dan Samarinda dengan proyek Bukit Mediterania Samarinda. Dia menilai pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur akan meningkatkan ekonomi makro maupun mikro di daerah sekitar. Sebab akan pertambahan jumlah penduduk yang diprediksi bertambah hingga 5 juta orang .

"Hal tersebut merupakan peluang bagi para pelaku usaha, khususnya properti yang merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang atau keluarga," ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (3/2).

Baca Juga: Saham Emiten Properti Naik dalam Sepekan, Simak Rekomendasi Saham dari Analis

Dia menjelaskan, proyek Borneo Bay City merupakan kawasan terintegrasi seluas 8,7 hektare berkonsep One Stop Living Area. Di dalamnya terdapat apartemen, komersil area, 3 shopping mall, office, hotel, dan ruko.

Dengan potensi ibu kota baru, APLN berencana untuk mengembangkan tahap keduanya di lahan tepi laut berkonsep mixed use development seluas 30 hektare yang juga akan terintegrasi dengan tahap pertamanya. Namun, pengembangan baru akan dilakukan pada 2024.

Sementara, pengembangan yang akan dilakukan APLN pada waktu dekat ini pada proyek Bukit Mediterania Samarinda. Perseroan menyiapkan lahan seluas 14 hektare dengan konsep premium. Agung menjelaskan, kawasan tersebut merupakan mixed use development yang berisikan area komersil, hotel, hunian berkonsep villa, serta dilengkapi dengan fasilitas lapangan golf driving range, danau, dan pusat kuliner.

"Tahap 2 direncanakan akan mulai dipasarkan di pertengahan tahun 2022 ini," ungkapnya.

Baca Juga: Insentif PPN DTP diperpanjang, Ciputra Development (CTRA) Yakin Dongkrak Penjualan

Emiten lainnya yang telah memiliki proyek berjalan dari PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Head of Investor Relation CTRA, Aditya Ciputra Sastrawinata mengatakan bahwa saat ini telah memiliki tujuh proyek berjalan.

Dari proyek-proyek tersebut, CTRA telah mengembangkan lahan seluas 675 hektare. Proyek-proyek tersebut, yakni CitraGrand Senyiur City Samarinda, CitraGarden City Samarinda, CitraLand City Samarinda, CitraMitra City Banjarbaru, CitraLand Banjarmasin, CitraGarden Aneka Pontianak, dan CitraCity Balikpapan.

Dia berujar dengan potensi yang ada di ibu kota baru, pihaknya akan terus mengembangkan proyeknya di Kalimantan. Tapi, Aditya masih belum membeberkan terkait rencananya lebih gamblang.

"Semua proyek itu sudah kami mulai kembangkan sejak beberapa tahun yang lalu dan akan terus kami kembangkan mengikuti perkembangan ibu kota baru juga," sebutnya.

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Bidik Marketing Sales Rp 5 Triliun

Sementara beberapa pengembang lainnya masih mencoba melihat peluang-peluang dan kesempatan yang ada. Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), Jemmy Kusnadi mengakui saat ini pihaknya masih belum memiliki lahan di Kalimantan, khususnya di Samarinda dan Balikpapan.

Walau begitu, Summarecon tetap melihat kesempatan terhadap rencana pemerintah tentang IKN. Sebab, keberadaan IKN akan membuat wilayah Kalimantan Timur akan lebih cepat berkembang.

"Namun, perlu penelaahan lebih lanjut terkait kebutuhan perumahan di daerah-daerah tersebut sebelum kami memutuskan untuk mengakumulasi lahan dan memulai proyek di sana," katanya.

Baca Juga: Intiland (DILD) Berharap Regulasi Pendirian Bangunan dapat Diperjelas, Ini Alasannya

Senada, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD), Theresia Rustandi mengatakan bahwa eksplorasi kesempatan pengembangan di sana tetap dilakukan. Hanya saja, perseroan juga masih menelaah terkait kepastian kebijakan yang ada.

"Yang diperlukan developer saat ini kepastian, mulai dari kepastian bentuk kerjasama, lahan, sampai ke tata kelola propertinya. Ini harus membentuk ekosistem properti yang lebih baik," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×