kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Emiten Prajogo Pangestu (BREN & TPIA) Masuk Indeks Global, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 26 Mei 2024 / 16:54 WIB
Emiten Prajogo Pangestu (BREN & TPIA) Masuk Indeks Global, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik Star Energy Geothermal - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di Jawa Barat.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Ratih lantas mengingatkan adanya potensi profit taking ketika indeks mulai berlaku efektif.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas punya catatan serupa, dimana pemberlakuan efektif indeks biasanya akan dimanfaatkan untuk aksi profit taking.

"Strateginya bisa perhatikan faktor teknikal dan reaksi pasar seperti apa. Bisa follow jika sifatnya jangka pendek, tapi untuk tipe investor jangka panjang selama prospek fundamental masih bagus boleh hold tanpa harus panic selling," terang Sukarno.

Rekomendasi saham

Terkhusus untuk saham BREN dan TPIA, Sukarno menyarankan agar lebih berhati-hati. Di balik potensi penguatan jangka pendek akibat rebalancing indeks, ada peluang untuk terjun akibat aksi profit taking. Apalagi secara valuasi pun saham tersebut sudah terbilang sangat mahal.

Baca Juga: Sederet Emiten Properti Catat Marketing Sales Positif, Intip Rekomendasi Sahamnya

Ratih menyarankan wait and see terlebih dulu untuk saham yang baru masuk indeks, termasuk TPIA. Sementara Riska menilai saham BREN masih layak dibeli secara bertahap. Namun dengan posisi yang sudah berada di area overbought, Riska mengingatkan hati-hati terjadi pembalikan arah terlebih dulu.

Pengamat pasar modal & Founder WH-Project William Hartanto menambahkan, analisa teknikal menjadi faktor krusial dalam menentukan momentum yang tepat untuk koleksi atau profit taking. Terutama untuk saham-saham yang sudah terbang tinggi dalam jangka waktu cukup lama seperti BREN dan TPIA.

Sejalan dengan itu, tingkat risiko di saham BREN dan TPIA juga tinggi. Jika masih ingin koleksi, momentum untuk beli bisa dilakukan saat terjadi koreksi terbatas. Strategi ini bisa turut dilakukan untuk trading pada saham-saham lain yang kali ini masuk rebalancing indeks global.

Sebagai informasi, selain BREN dan TPIA, ada sederet saham yang terjaring dalam rebalancing indeks MSCI dan FTSE. Di jajaran MSCI Small Cap Index, masuk saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ).

Di samping itu, ada PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) yang masuk ke MSCI Small Cap Index, usai terdepak dari MSCI Global Standard Index. Sedangkan di FTSE Global Equity Index, PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) masuk ke dalam kategori Micro Cap.

Baca Juga: Sederet Emiten Lakukan Buyback, Berikut Daftar Saham yang Layak Koleksi

William pun merekomendasikan trading buy terhadap saham BREN, TPIA dan MIKA dengan ekspektasi keuntungan hingga 5%-10%. Khusus untuk BREN dan TPIA, cermati masing-masing level support pada harga Rp 10.600 dan Rp 8.800 per saham.

Sementara Emil menyarankan untuk mencermati peluang buy on weakness saham BREN di area Rp 10.350. Kemudian buy saham ULTJ untuk target harga Rp 2.020 - Rp 2.070 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×