kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Emiten konstruksi BUMN akan masuk Holding Infrastruktur


Kamis, 18 Januari 2018 / 08:02 WIB
Emiten konstruksi BUMN akan masuk Holding Infrastruktur
ILUSTRASI. PROGRES PEMBANGUNAN TOL PALINDRA


Reporter: Riska Rahman | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah membentuk holding BUMN pertambangan, pemerintah bersiap merealisasikan holding infrastruktur dan holding perumahan. Kelak, emiten sektor konstruksi dan infrastruktur akan masuk ke holding ini.

Untuk holding BUMN infrastruktur, pemerintah menunjuk PT Hutama Karya sebagai induk usaha. Nantinya, Hutama Karya akan menguasai 66% saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), 65% saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan 70% saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Hutama Karya juga akan mengakuisisi 100% saham PT Indra Karya dan PT Yodya Karya. Keduanya akan menjadi anak usaha di holding ini. Holding infrastruktur akan fokus menggarap pembangunan jalan tol.

Untuk holding BUMN perumahan, Perum Perumnas ditunjuk sebagai induk usaha yang akan fokus di bisnis konstruksi di bidang pembangunan perumahan. Perumnas akan membawahi beberapa perusahaan, antara lain PT Virama Karya, PT Amarta Karya, PT Indah Karya, PT PP Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Seperti holding sebelumnya, kepemilikan pemerintah di PTPP dan ADHI akan diambilalih oleh Perumnas.

Deputi Bidang Energi, Logistik dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah, kemarin mengatakan, kajian teknis pembentukan kedua holding ini telah selesai. Pemerintah sudah berkumpul dengan emiten BUMN, seperti WSKT, WIKA, JSMR, PTPP dan ADHI.

Meski begitu, belum bisa diprediksi kapan holding infrastruktur dan holding perumahan terbentuk. "Pembentukan holding ini belum punya payung hukum, sehingga belum terlaksana," ujar Edwin.

Berdasarkan potensi total aset dari 2016–2019, pembentukan holding infrastruktur diperkirakan memberikan nilai tambah Rp 17 triliun. Sedangkan holding perumahan diprediksi memberikan nilai tambah Rp 34 triliun.

Sejumlah saham emiten konstruksi BUMN menanjak, kemarin. Harga WIKA, misalnya, melompat 5,67%, PTPP menguat 2,31% dan WSKT naik 0,75%. Adapun harga JSMR menurun 0,79%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×