kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Kawasan Industri Menggeber Ekspansi di 2023


Jumat, 17 Maret 2023 / 16:14 WIB
Emiten Kawasan Industri Menggeber Ekspansi di 2023
ILUSTRASI. Puradelta Lestari (DMAS) berencana mengakuisisi lahan hingga 350 hektare (ha) dalam jangka pendek-menengah.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten lahan industri menggeber ekspansi di 2023. Mulai dari akuisisi tabungan lahan (landbank) hingga pembebasan lahan untuk dikembangkan.

Contohnya, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) berencana mengakuisisi lahan hingga 350 hektare (ha) dalam jangka pendek-menengah. Akuisisi ini seiring lahan yang dapat dikembangkan akan habis dalam 4-5 tahun mendatang.

Direktur DMAS Hermawan Wijaya mengatakan, saat ini DMAS masih memiliki sekitar 370 ha. Sementara yang masih bisa dikembangkan seluas 240 ha untuk kurun waktu 4 sampai 5 tahun ke depan. "Lahan itu bahan baku utama untuk kami, jadi kami berencana akuisisi lahan luasan 300 ha sampai 350 ha," ujarnya dalam acara Emiten Talk: FDI Series - Stockbit x DMAS, Rabu (15/3).

Dalam akuisisi tersebut diperkirakan harganya sekitar Rp 600 miliar sampai Rp 700 miliar. Namun, angka tersebut akan tergantung hasil negosiasi nantinya.

Baca Juga: Emiten Kawasan Industri Bidik Pertumbuhan Penjualan Lahan

Puradelta memprioritaskan akuisisi lahan di sekitar Deltamas. Menurutnya, hal itu akan berdampak pada biaya pembangunan infrastruktur yang akan jauh lebih murah dan hanya perlu menyambung dari lokasi lama ke lokasi yang baru.

Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melalui anak usahanya PT Suryacipta Swadaya juga gencar mengembangkan lahan kawasan industrinya. Selain itu, perseroan juga menjajaki investor asing untuk menjadi tenant potensial di Subang Smartpolitan.

“Saat ini sisa lahan industri kami di Karawang tinggal 70 ha, sementara untuk Subang Metropolitan karena masih baru pengembangannya jadi ini akan kami targetkan untuk pengembangannya,” kata Managing Director PT Suryacipta Swadaya Hudaya Arryanto Rabu (8/3).

Arry mengatakan sudah ada lebih dari 10 calon tenant yang sedang dalam tahap penjajakan, pihaknya terus melakukan komunikasi yang intensif. Calon investor paling banyak dari China, Korea, dan Jepang.

Selain itu, tahun ini Suryacipta tetap melanjutkan ekspansinya untuk pembebasan lahan di Subang Metropolitan. Pihaknya menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun.

Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) untuk Tambah Tabungan Lahan 150 Ha, Ini Alasannya

Dari total luas lahan 2.700 ha, Arry mengaku saat ini lahan kawasan industri untuk Subang Metropolitan yang sudah dibebaskan sudah 1.500 ha.

Adapun tahun 2023, Suryacipta menargetkan penjualan lahan kawasan industrinya seluas 90 ha. Rinciannya, sebesar 30 ha dari kawasan industri Karawang dan 60 ha dari Subang Metropolitan. Target itu meningkat dari tahun lalu, yang mana perusahaan menargetkan penjualan lahan seluas 20 Ha di Karawang dan 60 Ha di Subang.

Sementara untuk DMAS, manajemen memilih memasang target konservatif. Tahun ini, perseroan membidik marketing sales sebesar Rp 1,8 triliun, atau sama dengan realisasi tahun 2022.

"Datarnya target tahun ini seiring dengan antisipasi sikap investor yang wait and see seiring dengan persiapan Pemilu 2024," katanya.

Meski begitu, Hermawan mengaku bahwa tahun ini telah memiliki enquiry lahan seluas 90 ha. Adapun permintaan dari sektor pusat data mendominasi sebesar 40 ha - 45 ha dan sisanya bervariasi dari otomotif, pergudangan, bahan kimia, logistik, dan F&B.

Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) Bersiap Tambah Tabungan Lahan 350 ha

Proyeksi Saham

Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti mengatakan bahwa prospek emiten lahan industri akan menemui sejumlah tantangan. Apalagi, permintaan lahan industri saat ini banyak datang dari sektor pusat data, yang cenderung berasal dari sektor teknologi.

Desy berpandangan, financing risk dari kenaikan suku bunga cukup tinggi. Apalagi, untuk berinvestasi membutuhkan capex yang salah satunya juga bersumber dari financing baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik melalui surat utang maupun fasilitas kredit bank, atau malah kas perusahaan.

"Risiko adanya penundaan investasi juga ada kemungkinannya sehingga berpeluang meningkatkan risiko penurunan permintaan lahan industri. Di samping itu, outlook ekonomi yang menantang yang membuat investasi ke sektor riil bisa tertahan atau tertunda," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/3).

Baca Juga: Prospek Diperkirakan Cerah, Cek Rekomendasi Saham Kawasan Industri!

Meski begitu, masih ada sentimen positif untuk sektor ini yang datang dari ekspansifnya perusahaan saat ini, perizinan yang dimudahkan serta positioning usaha.

Dari sejumlah emiten kawasan industri, Desy menyukai saham DMAS. Untuk tahun ini, Pilarmas Investindo memproyeksikan pendapatan DMAS sebesar Rp 2,09 triliun dan laba bersih Rp 967 miliar.

"Kami rekomendasi hold DMAS dengan target harga Rp 158-Rp 170," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×