Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang penyediaan gas industri terus memacu ekspansinya tahun ini. Sejumlah faktor seperti membaiknya harga komoditas pertambangan hingga kebutuhan gas medis menjadi alasannya.
Direktur Utama PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) Rachmat Harsono mengatakan, untuk memperkokoh ketersediaan gas medis dan industri, pihaknya tengah merencanakan perluasan atau penambahan plant pada fasilitas eksisting milik AGII di beberapa wilayah, termasuk Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.
Beberapa strategi lain yang telah dijalankan di antaranya termasuk penambahan liquefaction unit di salah satu pabrik di Jawa Timur, penambahan sarana dan prasarana distribusi oksigen, termasuk silinder tabung dan tangki penyimpanan untuk pelanggan rumah sakit, hingga pendistribusian oksigen medis yang merupakan bagian Corporate Social Responsibility (CSR).
“Perusahaan akan terus menjaga agar kebutuhan oksigen medis terlayani dengan baik, dan di saat bersamaan kami juga akan menjaga operational excellence sehingga kami siap melayani kebutuhan gas industri nasional yang akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi yang akan sepenuhnya kami dukung”, kata Rachmat, belum lama ini.
Baca Juga: Mahaka Radio Integra (MARI) targetkan revenue bisa tumbuh 15% di tahun 2021
Optimisme ini juga tercermin dari kinerja emiten sepanjang semester I-2021. AGII membukukan laba bersih senilai Rp 94,89 miliar sepanjang enam bulan pertama 2021. Jumlah ini melejit 468,1% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 16,70 miliar.
Naiknya laba bersih AGII tidak terlepas dari naiknya pendapatan AGII. Tercatat, emiten penyedia gas untuk kebutuhan industri ini membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,29 triliun, naik 25,7% dari pendapatan di semester I-2020 sebesar Rp 1,03 triliun.
Manajemen AGII melihat dua tren pada sisi pendapatan. Pertama, pendapatan sektor kesehatan yang meningkat. Kedua, pemulihan dari sektor-sektor pelanggan seperti barang konsumsi, infrastruktur, dan ritel.
Dus, AGII berkomitmen untuk mempertahankan operasi yang optimal agar dapat melayani kebutuhan oksigen medis dan juga melayani kebutuhan gas industri yang akan bertambah secara gradual seiring pulihnya ekonomi.
Di sisi lain, emiten pendatang baru, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan meningkatkan volume produksinya dari semula 2 juta liter per tahun menjadi 10 juta liter per tahun atau naik lima kali lipat. Hal ini guna memenuhi kebutuhan pasar yang diperkirakan akan terus meningkat
Baca Juga: Ada pelonggaran PPKM, Kino Indonesia (KINO) berharap bisa perbaiki kinerja
Direktur Operasional SBMA, Iwan Sunyoto mengatakan,pihaknya siap menambah tiga unit lorry tank, 50 tabung vgl oxygen, dan investasi sebanyak 5.000 tabung. Manajemen SBMA mengalokasikan dana sebesar 37% dari hasil atau penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan pada 8 September 2021 kemarin.
"Kami meyakini pemakaian produk gas industri untuk menunjang kegiatan operasional tambang pasti akan tumbuh dengan pesat," ujar Iwan, Minggu (12/9).
Keyakinan ini seiring dengan permintaan gas yang terus mengalir, sejalan dengan kenaikan aktivitas pertambangan batubara serta minyak dan gas (migas). Saat ini, harga batubara sudah mencapai kisaran US$ 150 per metric ton dan diperkirakan akan meningkat.
Selanjutnya: Begini strategi Bukit Uluwatu (BUVA) bertahan di tengah pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News