kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Emiten farmasi genjot penjualan luar negeri


Selasa, 01 Agustus 2017 / 10:35 WIB
Emiten farmasi genjot penjualan luar negeri


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Emiten farmasi terus melakukan ekspansi pasar untuk menjajakan produk-produknya. Tak hanya pasar dalam negeri, pasar ekspor pun dilirik demi memperkuat penjualan.

Lihat saja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang menggenjot penjualan ekspor dengan masuk ke pasar Filipina. Serupa, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mulai mengincar pasar di Korea Selatan dengan membuat perusahaan joint venture guna membangun pabrik bahan baku obat. Sebelumnya, perusahaan pelat merah ini juga hendak membangun klinik di Arab Saudi.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang sudah menjejakkan kakinya di kawasan Asia Tenggara, mulai melirik pasar baru, yakni Timur Tengah. "Kantor perwakilan kami di Dubai sudah dibuka sebagai penghubung," ujar Presiden Direktur KAEF Vidjongtius.

Selanjutnya, PT Merck Sharp Dhome Pharma (SCPI) juga mulai memperluas pasar ekspor di regional dan kawasan Asia Pasifik. Sebelumnya, perusahaan sudah masuk ke Selandia Baru, Australia, Korea Selatan, Taiwan, India

Untuk menunjang ekspansi di luar negeri, PT Merck Tbk (MERK) sedang menambah kapasitas produksi. Penambahan ini memungkinkan MERK memperluas pasar ekspor ke Asia, Timur Tengah dan Afrika. "Ekspor ke Afrika sudah berjalan, untuk ke Timur Tengah masih dalam proses registrasi," ungkap Direktur Pabrik MERK Arryo Aritrixso Wachjuwidajat.

Pangsa pasar di Timur Tengah pun terlihat menggiurkan bagi PT Indofarma Tbk (INAF). Rencananya, perusahaan farmasi ini bakal terus menjaga pangsa pasarnya di kawasan tersebut. Sayangnya, porsi ekspor INAF masih mini, yakni hanya 3%.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, ekspansi ke luar negeri yang ditempuh emiten farmasi merupakan sentimen yang positif bagi kinerja perusahaan. Apalagi, prospek pasar yang dituju masih sangat cerah, seperti kawasan Asean, Asia Pasifik, Afrika dan Timur Tengah.

Alasannya, di negara-negara tersebut terdapat banyak warga negara Indonesia, baik yang bekerja maupun menempuh pendidikan. Jumlah juga tidak sedikit. Selain itu, ekspor ini juga bisa menciptakan brand awareness terhadap pangsa pasar baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×