kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten BUMN akan himpun utang baru


Jumat, 29 Januari 2016 / 08:48 WIB
Emiten BUMN akan himpun utang baru


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berniat mencari pendanaan dari pasar obligasi. Pasar obligasi dinilai masih akan semarak di tengah kondisi pasar saham yang masih stagnan.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) misalnya, berencana menggelar Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi (PUB) senilai Rp 5 triliun. Untuk PUB tahap pertama, perseroan akan menerbitkan obligasi Rp 2 triliun pada kuartal II 2016.

Direktur Keuangan WSKT, Tunggul Rajagukguk mengatakan, obligasi itu menggunakan buku Desember 2015 sebagai dasar valuasi. "Kami dalam proses menunjuk penjamin emisi," ujar Tunggul, Kamis (28/1).

Dia mengatakan, obligasi itu akan terbit dalam dua seri yang bertenor tiga tahun dan lima tahun. Kelak, WSKT memakai dana obligasi untuk modal kerja dan belanja modal beberapa proyek konstruksi yang bersifat jangka panjang.

Misalnya, proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) di Palembang, Sumatra Selatan. Proyek tersebut menelan dana sekitar Rp 7 triliun.

Menurut Tunggul, penurunan BI rate menjadi momentum baik mencari pendanaan melalui obligasi. Bahkan, penerbitan obligasi bisa menjadi alternatif pendanaan lebih murah dibandingkan pinjaman perbankan jangka pendek.

"Misalnya obligasi tenor tiga tahun, kemungkinan bunganya bisa lebih murah ketimbang bunga bank," terang dia.

Sementara emiten operator jalan tol, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan menerbitkan obligasi untuk ekspansi bisnis dan membayar kembali (refinancing) obligasi yang jatuh tempo Juni 2016.

"Nilai obligasi yang terbit minimal Rp 1,5 triliun," ujar Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan JSMR.

Salah satu obligasi yang akan jatuh tempo adalah Obligasi Jasa Marga XII Seri Q tahun 2006. Bunga obligasi itu sebesar 13,5% per tahun. Tak menutup kemungkinan, nilai obligasi yang diterbitkan lebih besar, untuk dialokasikan sebagai belanja modal.

Tahun ini, JSMR mengalokasikan capex Rp 14 triliun, untuk menggarap 13 ruas jalan tol. Reynaldi mengatakan, dana investasi 13 ruas yang digarap tahun ini mencapai Rp 40 triliun.

Sekitar 70% pendanaan proyek itu berasal dari utang dan 30% dari ekuitas. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) juga berencana menerbitkan obligasi Rp 5 triliun. Obligasi itu merupakan sisa PUB senilai Rp 12 triliun tahun lalu. Kemungkinan, sisa PUB akan diterbitkan pada semester pertama.

Dana obligasi itu akan digunakan untuk ekspansi TLKM dalam jangka panjang dan untuk menjaga arus kas. Lalu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berencana merilis PUB Rp 3,5 triliun dengan tenor 5-8 tahun. Dananya digunakan untuk investasi pembangunan pabrik baru.

PT PP Properti Tbk (PPRO), anak usaha PT PP Tbk (PTPP) juga akan merilis surat utang Rp 1,3 triliun untuk akuisisi lahan dan belanja modal.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai, memang penurunan BI rate memacu emiten mencari pendanaan melalui obligasi maupun pinjaman bank. Namun, obligasi biasanya lebih unggul, karena nilainya bisa cukup besar dengan tenor panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×