Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah meramaikan aksi penghimpunan dana di pasar modal pada tahun ini. Dalam beberapa hari terakhir, dua bank syariah menggelar initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Rabu (8/5), Bank BRI Syariah (BRIS) mencatatkan saham perdana di BEI. BRIS sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp 610 per saham, naik hampir 20% dari harga IPO Rp 510 per saham. Akhirnya BRIS ditutup naik 6,86% menjadi Rp 545 per saham.
BRIS menjual 2,62 miliar saham (27% saham). Anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BBRI) ini meraup Rp 1,33 triliun, yang sebagian besarnya akan digunakan untuk menggenjot pembiayaan.
Sebelum BRIS, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPS) go public dengan harga Rp 975 per saham. Dengan menjual 730,37 juta saham, BTPS meraup lebih dari Rp 700 miliar. Sebagian besar dana juga untuk mengucurkan pembiayaan.
BRIS dan BTPS melengkapi IPO bank syariah. Pada 15 Januari 2014, Bank Panin Dubai Syariah (PNBS) menggelar IPO dan meraup dana senilai Rp 467,64 miliar.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menilai, ramainya IPO perbankan syariah berasal dari karakteristik prospek segmen bisnisnya. Ada sejumlah layanan perbankan yang tidak bisa dimasuki bank konvensional. "Wakaf tunai dan KPR syariah hanya bisa dilakukan bank syariah," ujar dia.
Memang, layanan bertema syariah bisa menjadi ajang meningkatkan pangsa pasar. BRIS contohnya. Seperti dikutip dari prospektus IPO, BRIS bakal mengatur strategi untuk menjadi bank pilihan utama untuk penempatan dana haji yang dikelola pemerintah. Hal ini dilakukan demi memenangkan persaingan usaha.
Masih luasnya peluang segmen syariah membuat aset terus tumbuh positif. "Rata-rata pertumbuhan asetnya lebih dari 10%," imbuh Aditya.
Analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri menjelaskan, IPO juga turut membantu memoles fundamental induk usaha. Hal ini terjadi pada BTPS, anak usaha Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
BTPS akan fokus pada pembiayaan kelas menengah ke bawah dan kaum perempuan. Tahun ini, pembiayaan ke segmen tersebut diperkirakan tumbuh 27%. BTPN bakal terimbas efek positif kenaikan itu, mengingat perusahaan ini masih menguasai 70% saham BTPS. "Eksposur BTPN di segmen ini akan bertambah jadi 10,7% pada 2018," ujar Eka dalam riset 24 April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News